Sunday, 8 September 2013

Cerpen Surat Untuk sahabatku





Surat Untuk Sahabatku
(Titin Watini)
Pendidikan IPS reg B 2013

Suara ayam berkokok bertanda memasuki waktu subuh, aku membuka mata, mendengarkan lantunan adzan subuh yang begitu indah. Hati ini terasa tenang dan damai dikala adzan berkumandang menandakan waktu sholat untuk beribadah kepada Allah SWT telah tiba. Akupun bergegas bangun dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh. Setelah shalat dan berdzikir kepada allah SWT, aku harus bersiap siap untuk mandi karena ini adalah hari pengambilan upah kerja untuk bulan ini.
Oh ya sobat, kenalkan aku Tiwi Nurul Aida, panggil saja Tiwi. Aku lahir di tengah keluarga yang bisa di katakana menengah ke bawah ya semuanya serba pas pasan malah kadang kekurangan, ayah ku hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibuku hanya ibu rumah tangga namun aku slalu bersyukur atas kehidupan yang telah di berikan allah SWT, aku anak pertama dari empat bersaudara, adik pertama perempuan kelas 1 SMP, adik kedua laki laki kelas 1 SD dan yang terakhir laki laki baru berumur tiga tahun. Aku lulusan SMK dan sekarang bekerja di salah satu PT di cikarang kabupaten bekasi, ya sebenarnya aku bercita-cita sebagai guru namun keadaan yang membuat aku tak bisa menggapai cita-cita itu, aku memutuskan untuk bekerja karena ingin membantu perekonomian orang tua dan bisa membiayai sekolah adik-adik ku, namun kadang sepulang kerja aku suka menyisipkan waktuku mengadakan sekolah untuk anak-anak jalanan, mengajari mereka dan itung itung belajar menjadi guru.  Oh ya aku hampir saja lupa memperkenalkan sahabat ku yaitu ahmad iya sahabat ku dari SMK dan sekarang satu pekerjaan, iya sahabat ku yang amat baik, yang slalu mendengarkan curhatku dan yang paling penting slalu antar jemput kerja haha, oh ya sobat aku sudah bekerja kira kira 1 tahun dan aku mengambil sepeda motor untuk orang tuaku ya walaupun tidak bisa bayar cas, ya semenjak aku bekerja perekonomian di keluargaku mulai sedikit membaik.
****
Hari ini sama seperti  hari biasa, bangun pagi pagi untuk bekerja dan aku menunggu ahmad untuk menjemputku, tiba-tiba suara klakson motor berbunyi di depan rumahku,
“tin .. tin .. tin (suara lakson motor berbunyi) tiwi ayo berangkat udah telat nih”
“haduh bikin kaget saja, (bergegas menuju ahmad) ibu tiwi berangkat dulu ya, assalamualaikum wr wb”
Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit akhirnya aku dan ahmad sampai juga di tempat kerja, namun aku merasakan kepalaku pusing mungkin ini efek karena aku belum sarapan tadi pagi, aku tetap memaksakan untuk bekerja ketika aku turun dari motor ahmad menegurku.
“wi kok muka kamu pucet ? kamu sakit ?”
“engga kok mad, aku cuman belum sarapan aja jadi pucet gini”
“(memegang jidat tiwi) badan kamu panas loh wi, yaudah kita sarapan dulu ya”
“engga kok, ini cuman efek suhu bumi aja jadi panas begini”
“mulai deh wi kamu tuh lagi sakit, selalu ngelak, aku tuh sahabat kamu sahabat dari SMK aku tahu betul sikap kamu kaya gimana”
Ya begitulah ahmad orangnya care dan selalu paham keadaan aku, yaampun palaku benar benar merasakan pusing pusing yang amat nyeri berasa dunia ini bergetar berasa ada gempa bumi aku hanya bisa berpegangan kepada ahmad, aku mencoba menahan rasa pusing ini karena aku tidak mau merepoti ahmad, namun aku tak bisa menahannya dan akupun pingsan di pelukan ahmad, ahmad amat sangat terkejut dan meminta tolongan kepada orang yang berada di sekitar PT untuk menggotong aku ke ruangan UKS, ketika aku mulai sadar dan mencoba membuka mata ternyata ahmad masih setia menunggu ku sambil memegang tanganku, sepertinya ahmad amat sangat cemas, dan aku mulai melepaskan tangan ku dari tangannya ahmad ya menurutku itu adalah sikap paling aneh yang baru aku rasakan. Dan ahmad terkejut ketika aku melepaskan tanganku.
“wi akhirnya kamu sadar juga ya, aku ambilkan susu dan roti, tunggu sebentar ya !!”
“Aku hanya tersenyum, badanku masih lemas”
“wi nih susu dan rotinya bisa makan sendirikan ?”
“bisa kok”
“Nanti setelah kamu makan dan minum susunya, aku antar pulang ya agar kamu bisa istirahat di rumah”
“loh memangnya kamu engga kerja ?”
“aku ijin untuk hari ini tidak masuk kerja”
Aku hanya mengangguk, entah aku harus membalas kebaikan ahmad seperti apa lagi, ia amat baik padaku sampai merelakan tidak masuk kerja hanya untukku, setelah selesai ahmad mengantarkanku ke rumah, ibu sangat cemas ketika sesampainyaku kerumah dan ahmad menceritakan kejadian tadi, aku menuju tempat tidur untuk beristirahat. Tidak lama kemudian ahmad berpamitan ijin untuk pulang, namun ketika ku beristirahat di tempat tidur bukannya membaik aku malah merasakan sesak nafas yang amat serasa tidak bisa bernafas lagi, mual dan kejang-kejang, untung ibu ada di sampingku, ibu sangat kaget melihatku, ayah dan adik-adik tiba tiba datang ke kamarku dan ayah mengangkatku dari tempat tidur dan membawaku kerumah sakit. Sesampainya ku kerumah sakit aku langsung masuk ke UGD dan di bantu alat bernafas, setelah keadaan ku membaik dokter memeriksaku dengan rongsen, USG dan cek darah, menurut hasil pemeriksaan dokter aku positif terkena penyakit gagal ginjal, entah apa yang aku rasakan saat ini, air mataku mengalir dan rasa sedih mendalam merasuki seluruh ragaku. Hal yang ku tahu akan penyakit ini, penyakit mematikan, penyakit menakutkan, aku tak pernah bermimpi penyakit inipun harus ku alami, ku pandangi wajah ayah, ibu dan adik-adikku dan akupun memeluk mereka. Aku menangis, marah, benci dan kecewa terhadap semua ini, tapi mau bagaimana lagi, siapa yang harus di salahkan. Akupun pasrah dengan ke adaan ini. Lalu dokter melanjutkan pembicaraan ini, menurut dokter solusi dari penyakit gagal ginjal ini melakukan transplantasi ginjal atau cuci darah. Ya sobat pasti kalian tau apa yang aku pikirkan saat ini jika aku transplantasi ginjal solusi jangka panjang, tapi mendapatkan ginjal yang cocok sangat sulit dan biayanya mahal. Belum lagi ada kemungkinan harus meminum obat penurun imunitas seumur hidup. Masih banyak hal yang harus diperhitungkan. Solusi cepat adalah cuci darah. Tapi cuci darah perlu di lakukan secara rutin dan harganya juga mahal. Seminggu bisa 2-3 kali. Itung-itung seminggu 1juta lebih. Jika kedua ginjal sudah rusak, dan solusi di atas tidak dilakukan, maka aku akan meninggal karena keracunan mengingat fungsi ginjal adalah membuang racun dalam tubuh. Ya allah aku bingung harus bagaimana untuk bayar menginap semalam saja di ruang UGD ini aku membayar dengan sisa gajian bulan ini apa lagi ini harus cuci darah pengeluaran seminggu saja 1 juta. Kemudian aku dan keluarga pulang kerumah untuk memikirkan bagaimana solusi dari masalah ini.
***
Pagi pagi aku berangkat ke tempat kerja namun aku datang ke tempat kerja bukan untuk bekerja tapi aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut menurut teman-teman ku jika kita mengundurkan diri dari perusahaan dan jika kita sudah menjadi karyawan tetap dan mengundurkan diri maka kita dapat uang pesangon, menurutku ini adalah solusi dari penyakitku jika aku memaksakan untuk tetap bekerja fisikku tak akan kuat, setelah menunggu lama akhirnya uang pesangon itu turun, uang pesangon itu akan aku gunakan untuk melakukan cuci darah, melunasi motor, membeli kambing, dan membuat kolam lele untuk usaha kecil kecilan.
Oh ya sobat, setelah beberapa hari aku tidak bertemu dengan ahmad setelah kejadian ahmad mengantarkanku ke rumah, akhirnya aku bertemu ahmad di taman, sehabis aku pulang dari PT aku bermain dulu di taman dan bertemu murid-muridku yaitu anak jalanan sambil bermain aku merasa kangen tak bertemu mereka beberapa hari yang lalu, ternyata ahmad datang juga ke taman.
“tiwi, kemana saja baru kelihatan, oh ya kata anak-anak di PT kamu mengundurkan diri ?”
“ah masa si aku setiap hari ke sini terus kok, haha iya ahmad aku merasa cape kerja di sana”
“ah bohong kamu wi, aku tuh udah kenal kamu lama kalo kamu berbohong pasti hudungmu kembang kempis, yah wi kita gk bisa berangkat bareng lagi dong ? trus kamu mau kerja dimana ?”
“yah ketaun L deh, aku lagi sibuk mad lagi mengurus bisnis rumahan kecil kecilan.”
“sukses ya wi bisnisnya, bolehkan aku sering-sering main kerumah kamu, kangen tauu *eh”
“hah apa mad ? ucapan paling aneh yang baru aku denger yang keluar dari mulut kamu tuh”
“aduh maaf ya wi, mungkin ini agak aneh. Sebenernya udah lama banget aku menyimpan perasaan ini dari awal kita ketemu, sebenernya aku suka sama kamu”
“aduh maaf ya mad, aku anggap kamu sebagai sahabat terbaik aku”
“oh haha iya gk kenapa napa kok wi, tapi kamu harus tetep jadi sahabat aku ya wi”
“iya”
Sebenernya aku senang akhirnya apa yang aku harapkan keluar juga dari mulut ahmad, tapi aku sadar, aku tidak akan hidup lama lagi yang ada nanti aku nyusahin ahmad terus, oh ya sobat aku merahasiakan penyakitku ini dari semua orang yang tau hanya keluargaku dan dokter itu, aku juga tidak ingin ahmad tau karena aku takut ahmad malah tambah khawatir pada ku. aku mulai merasa pusing dan kesulitan bernafas aku lupa bahwa hari ini jadwal ku untuk cuci darah, aku meminta ijin kepada ahmad untuk pulang, aku berbohong lagi pdahal aku mau kerumah sakit. Aku pun bergegas meninggalkan ahmad.
***
Aku datang kerumah sakit dan langsung melaksanakan cuci darah. Setiap 2 minggu atau satu minggu sekali aku merasakan rasa sakit. Dokter memasang selang dari arteri dan vena. Selang tersebut kemudian disambungkan ke mesin yang berfungsi untuk menyaring darah. Darah dari arteri akan keluar dari tubuh, masuk ke mesin, kemudian darah yang sudah bersih masuk ke tubuh lewat vena. Yang perlu disiapkan biasanya 2 kantong darah tambahan untuk donor, karena cairan tubuh pasti akan berkurang. Bagaimana sakitnya ya allah rasa sakit slaluku rasakan uang pesangon pun semakin lama semakin menipis. Setelah selesai melakukan cuci darah aku langsung bergegas pulang kerumah.
Oh ya sobat bulan depan adalah bulan Ramadhan bulan yang amat ditunggu-tunggu orang islam, ketika bulan ramadhan datang aku slalu mengajar anak-anak ngaji di masjid dan ketika selesai, aku slalu tadarusan di masjid bersama teman-teman ahmad juga tak pernah ketinggalan oh ya sehabis pulang teraweh pasti aku slalu menyalakan petasan, bulan ramadhan adalah bulan yang amat aku sukai, tapi entah bulan ramadhan tahun ini apakah aku masih bisa bertahan hidup, masih bisa mengajar anak-anak ngaji, masih bisa tadarus bersama teman teman dan ahmad, masih bisa menyalakan petasan sehabis taraweh, entahlah adjal setiap manusia hanya allah yang tau. Jika memang nanti bulan ramadhan datang dan aku harus pulang ke pangkuan yang maha kuasa, aku siap !!
Keesokan harinya aku membeli terpal untuk membuat kolam ikan, membeli kambing, dan melunasi motor setelah di itung itung uang pesangon ku hanya tinggal sedikit, aku menyimpan sisa uang tersebut dan aku selipkan di buku dan di sana aku tulis “untuk membeli baju lebaran adik” oh ya sobat mengapa ku tulis begitu karena aku tahu pasti ayah tak punya uang untuk membeli baju lebaran untuk adik-adikku, dan aku menulis surat untuk ahmad yang aku titipkan pada ayah ketika aku pergi nanti tolong di berikan kepadanya. Aku tahu hari ini adalah jadwalku untuk cuci darah tapi aku tak melaksanakannya karena aku sudah tak sanggup untuk biaya. Hari-hari terakhirku ini akan ku habiskan bersama anak – anak jalanan dan juga berharap bersama ahmad sahabat terbaikku, dan aku berangkat ketaman di sana kita bermain bersama anak-anak jalanan, aku masih mempunyai uang jajan sedikit dan aku belikan ice cream untuk mereka. Aku ingin melihat mereka bahagia untuk terakhir kalinya. Ketika aku duduk di taman tiba tiba ahmad muncul dan membawa ice cream dan di berikan kepada aku.
“cewe tidak baik loh duduk sendirian sambil melamun (memberikan ice cream)”
“eh ahmad makasih loh ice creamnya, apa kabar  ? katanya mau sering kerumah tapi kok di tungguin tidak datang datang ?”
“kabar aku baik kok, kamu aja yang pergi pergian terus, aku kerumah tapi kata ibu kamu, kamu pergi yaudah kadang aku ke taman kali aja aku bisa bertemu dengan kamu, eh akhirnya kita ketemu juga ya”
“iya ahmad, oh iya aku ingin mengucapkan banyak banyak terimakasih nih sama kamu dari mulai kita ketemu sampai saat ini aku slalu ngerepotin kamu, makasih juga kamu slalu sabar jadi sahabat aku”
“wi, woles aja kali ah elah kamu udah kaya sama siapa ajah deh”
“iya mad, masalah waktu itu yang aku gk bisa nerima kamu sebagai pacar aku maaf ya, sebenarnya aku suka sama kamu tapi keadaan yang gk bisa buat kita pacaran”
“oh iya engga kenapa-napa kok wi, maksud kamu keadaan apa ya wi ?”
“nanti juga waktunya kamu pasti tau”
Oh ya sobat ketika kita mengobrol tiba-tiba hidungku mengeluarkan darah, aku batuk dan mengeluarkan darah juga, kepalaku pusing, dan pernafasankupun mulai tak beraturan. Ahmad kaget melihatku tiba-tiba seperti ini, ahmad memelukku dan aku mulai tak sadarkan diri. Sobat kau tahu bagaimana rasanya sakit ini benar-benar sakit mungkin ini adalah rasa sakit yang paling klimaks dan rasa sakit yang terakhir aku rasakan. Anak-anak muridku mendekatiku mereka menangis melihatku seperti ini, Ahmad menggendongku dan membawaku kerumah sakit aku langsung di bawa ke ruang UGD, dokter mengenaliku, karena dokter inilah yang membantuku hidup sampai saat ini. Dokter berbincang bincang dengan ahmad, aku masih di ruangan UGD tak sadarkan diri.
“dok teman saya sakit apa dok ?”
“loh memang kamu siapanya ? kok tidak tahu apa yang di deritanya ?”
“aku sahabatnya dok, ia tidak pernah cerita apapun dok, kepada saya”
“wah, tiwi mempunyai penyakit gagal ginjal harusnya hari ini ia ada jadwal cuci darah tapi saya tunggu dari tadi ia tidak kunjung datang”
“apa dok, gagal ginjal, Ya allah tiwiii !!”
“lalu apa yang harus saya lakukan dok sekarang agar tiwi bisa sadarkan diri”
“kita cuci darah tapi keluarganya harus ada, karena harus ada persetujuan dari keluarganya”
Oh ya sobat tak lama keluargaku datang dan ayah langsung menyetujui di lakukan cuci darah, ketika semua berkumpul aku sadar dan aku mencoba membuka mataku, aku hanya bisa menggerakkan tangan kekanan dan kekiri aku mengisyaratkan berpamitan untuk pergi, ya pergi slama-lamanya… ayah, ibu, adik-adik, dan ahmad sudah mengikhlaskan kepergianku. Bahkan ketika ku pergi langitpun tiba tiba gelap gulita seakan alam pun ikut sedih atas kepergianku. Ayah memberikan surat kepada ahmad yang aku titipkan kepada ayah, aku meminta ahmad untuk membaca surat tersebut di taman.

Dear Ahmad
Bagaimana kabarmu ? Mungkin ketika kau membaca suratku ini, itu berarti aku sudah pergi.
Disaat terakhir sebelum aku pergi, aku menulis surat ini, Aku tidah pernah cerita kepada kamu tentang penyakit ini karena aku tidak akan rela melihat kamu bersedih, karena tahu kondisiku. Aku tahu sejak awal kau menyimpan perasaan kepadaku, namun kamu tak punya keberanian untuk menyatakan perasaan mu kepadaku dan akhirnya kamu menjadikan aku sahabatmu bukan pacarmu. Aku bahagia bisa mengenalmu, aku bahagia pernah merasakan perhatian dan kasih sayangmu, ketika kau sudah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan padaku tapi aku malah menolakmu, aku menolakmu bukan tanpa alasan tapi aku menolakmu karena aku tidak mau merepotkanmu dan membuat kamu sedih melihat keadaanku. Terimakasih kau telah hadir di dalam hidupku … aku titip murid-muridku dan keluargaku padamu

Tiwi Nurul Aida

No comments:

Post a Comment