Tuesday 10 February 2015

Cerpen IBU

Hujan turun tak kunjung berhenti, seakan langitpun ikut berduka. ketika ibu yang teramat aku cintai meninggalkanku karena penyakitnya, beribu – ribu penyesalan yang terus menghantui karena aku tak bisa menjaga dan merawatnya seperti Ibu merawatku ketika masih kecil. penyesalan hanyalah tinggal penyeselan tak bisa merubah seperti semula. Aku harus kembali kebalik jeruji besi yang hanya beralasan dengan kain tipis sisa kenangan yang di berikan oleh Ibu kepadaku sewaktu kost di Jakarta.
Aku kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, kota Jakarta yang terkenal dengan kota metropolitan yang amat keras kehidupannya. Ketika aku berpamitan kepada Ibu untuk menuntut ilmu di Jakarta, beliau hanya berpesan “belajar yang rajin dan buatlah Ibu bangga dengan kesuksesanmu”. Dan pada saat itulah untuk terakhir kalinya aku melihatnya. Akupun berangkat dari Sukabumi menuju Jakarta hanya dibekali secukupnya saja, karena aku berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu, aku mengambil kuliah di Jakarta mendapatkan beasiswa sehingga biaya untuk hidup dan pembayaran untuk kuliah sudah dibayar oleh pemerintah.
Ketikaku sampai di kota metropolitan akupun mencari senior SMA yang sudah terlebih dahulu kuliah di universitas terkenal di Jakarta yang memiliki pengalaman mencari kostan yang murah, setelah mencari kostan akhirnya aku mendapatkan kostan yang murah dan untuk berangkat ke kampus hanya dengan berjalan kaki saja. Setelah selesai membereskan kostan akupun menyiapkan peralatan yang harus digunakan untuk ospek nanti karena aku mahasiswa baru disini. Keesokan harinya, aku berangkat kekampus untuk mengikuti ospek, waktupun terus berjalan dan ketika waktu istirahat aku duduk di kantin, tiba – tiba ada seorang perempuan dan laki - laki yang mendekatiku dan mengajakku berbicara.
Agnes : “ aku boleh duduk di sini ?”
Robi : “boleh kok duduk saja”.
Agnes : “mahasiswa baru jurusan apa ?”
Robi : “aku mahasiwa jurusan teknik sipil, Mahasiswa baru juga ? jurusan apa ?”
Agnes : “gua agnes jurusan bahasa inggris dan ini temen gua agung dia sama jurusannya”
Robi : “oh berarti kita beda fakultas dong”
Agnes : “yoi, boleh minta no hp lo gak ?”
Robi : “buat apa ? boleh saja kok, nih”.
Agnes : “oke,thanks broo, buat tambah – tambah teman saja”.
Setelah lama mengobrol dan makan siang tak terasa waktupun begitu cepat dan ospekpun berlanjut. aku bertujuan setelah ospek langsung pulang kekostan karena merasa badanku butuh istirahat, ketikaku keluar kampus, dibelakangku ada yang memanggil dan ternyata agnes dan agung, mereka mengajakku pergi ketempat nokrong didaerah tidak jauh dari kampus dan aku mengiyakan dan pergi dengan mereka.
Setelah sampai ditempat nokrong, aku lumayan terkejut karena tempat tersebut sekitar 10 orang pemuda sedang berkumpul dan mengobrol sambil merokok, dan agnes memperkenalkanku kepada mereka. Aku hanya mengikuti mereka duduk dan sekedar berbicara karena menurutku tempat ini begitu asing dan tidak lama aku di tawari untuk merokok oleh agnes, pada awalnya aku menolak tetapi agnes memaksaku untuk merokok dan akupun mencobanya.
Pada awalnya aku merasakan sesak dan batuk – batuk namun agnes terus memaksaku dan mengajariku cara merokok yang nikmat dan pada akhirnya akupun ketagihan pada rokok ini dan aku hampir habis satu bungkus dalam satu malam, dan jam menunjukkan pada pukul 00:00 WIB akupun berpamitan untuk pulang kekostan, penyesalanpun tiba “aku pergi jauh dari sukabumi ke Jakarta untuk mencari ilmu bukan untuk bermain – main seperti ini” namun penyesalan ini tak membuat aku jera dan berhenti untuk merokok malah lebih parah lagi.
Keesokan harinya kuliahpun dimulai dan tak terasa kuliah sudah berjalan 2 minggu, ketika malam minggu aku merasa bosan dan tak lama handphoneku berdering, ternyata agnes menelponku.
Agnes : “robi gimana kabar loe sekarang ? sombong banget gak pernah maen ke tempat nokrong lagi”.
Robi : “kabarku baik nes, haha sorry aku sibuk sudah mulai banyak tugas nih”.
Agnes : “gue sama temen – temen mau jalan – jalan nih, lo ikut ya, gue tunggu di depan gang kostan lo. Gak pake lama ya”.
Robi : “tapi nes ?”
Agnes : “udah gak usah pake tapi – tapian cepetan.
Akhirnya aku pergi kedepan gang kostannya, agnes dan teman - temannya sudah menunggu. kitapun pergi ke tempat clabing di daerah Jakarta, aku merasa asing sekali ketika datang ketempat ini, agnes mengajakku untuk menari dan menyuruhku untuk minum – minuman beralkhohol tinggi dan kita mabuk, sehingga pada adzan subuh aku baru pulang kekostan. Ketika sampai dikostan aku bukan bertaubat tapi malah merokok, pada saat itu bukan seperti aku yang ku kenal, aku sangat membenci diriku. Aku tak mengingat Ibuku yang berjuang mencari seperak dua perak recehan untuk biaya hidupku disini, karena beasiswa untuk biaya hidup tidak mencukupi sepenuhnya.
Keesokan harinya sebelum berangkat ke kampus Ibu kostanku menegur dan menagih uang kostan kepadaku karena aku sudah menunggak dua bulan dan uang beasiswapun tidak kunjung turun, Ibupun menelpon tidak bisa mengirim uang bulan ini karena kondisi Ibu sedang kurang baik, ketika aku mendengar kabar tersebut aku ingin pulang dan merawatnya tetapi aku tak mempunyai uang untuk biaya ongkos kesana, akupun mencoba menghubungi seniorku yang membantu mencari kostan untuk membantuku meminjamkan uang dan membantuku mencari pekerjaan, tetapi ia tak bisa membantuku. Satu – satunya jalan aku harus menghubungi agnes, ketikaku sampai di kampus, kebetulan aku bertemu dengan agnes dan aku menjelaskan keadaanku sekarang dan agnes bersedia memberikanku pekerjaan tetapi aku curiga dengan agnes karena ia menyuruhku untuk menjual obat yang tidak aku ketahui ke orang yang ada di tempat clabing dan keuntungannya sangatlah besar sehingga aku mengiyakan tawaran agnes dan  tidak menanyakan obat apa yang aku jual karena aku begitu tergiur dan bersemangat dengan tawaran agnes.
Ketika malam aku pergi ketempat clabing dan menjual obat tersebut dan pada saat itu pula tiba - tiba polisi datang dan menangkapku, aku benar – benar kaget dan mencoba menjelaskan  kepada polisi tetapi polisi hanya berbicara “nanti saja jelaskan di kantor polisi”
Ketika sampai di kantor polisi aku diwawancara oleh polisi, mungkin karena aku masih polos, ya aku jawab seadanya dan aku terbukti sedang menjual barang haram yang disebut narkoba, akupun di penjara dan jatuhi hukuman 10 tahun penjara. Tidak ada yang mengetahui keberadaanku saat ini hanya senior SMA, beliau juga slalu memberikan kabar tentang Ibu di kampung dan menjelaskan ke Ibu bahwa aku baik – baik saja.

Namun tiba – tiba seniorku menjengukku di penjara dan memberikan kabar buruk bahwa Ibuku sedang koma di rumah sakit, aku mencoba meminta kepada polisi agar aku bisa menjenguk dan melihat ibuku untuk yang terakhir kalinya, dan pihak polisi memberikan ijin kepadaku dengan catatan menggunakan mobil polisi dan diantarkan oleh pihak kepolisian. Ketika aku sampai di rumah sakit di Sukabumi aku langsung masuk keruang ICU dengan menggunakan baju tahanan dan seketika aku menangis dan memeluk Ibu yang dengan keadaan kaku, lubang hidung yang dimasukkan selang dan kabel – kabel yang melilit di tubuhnya. Aku tersontak kaget melihat Ibu satu – satunya orang tua yang aku sayangi harus terbujur kaku di Rumah sakit, saudara – saudaraku melihatku seperti tidak menganggapku seperti saudara mereka bahkan seperti menganggapku orang yang tidak mereka kenal, aku hanya terus menangis, memohon ampun kepada Ibu dan mencium telapak kakinya, ketika ku melihat kedua matanya mengeluarkan air mata kemudian tidak lama ibupun meninggalkanku untuk selamanya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku ini, aku tidak bisa memegang amanahmu Ibu. Setelah selesai memakamkan Ibu aku kembali ke Jakarta unutuk melanjutkan hukumanku di penjara dan aku hanya bisa memberikan doa dan bertaubat memohon ampun atas perbuatanku.

Monday 29 September 2014

Cerpen Kesendirian dan kesepian (1)


Aku seperti burung yang terbang, terbang di langit yang amat luas .. aku terbang bebas, bebas kemanapun yang aku sukai. Tetapi, aku hanya sendiri, Sendiri dalam kesepian. ya ini adalah aku, aku yang tak pernah merasakan yang namanya pacaran, Aku sering dekat ataupun suka dengan laki-laki tetapi aku tak pernah bisa merubah status dari pdkt menjadi pacaran terkadang perasaan ini seperti mati mungkin karena aku prustasi untuk mendapatkan pasangan hidup. Aku hanya di hantui oleh kesendirian dan kesepian. Sudahlah mungkin memang belum waktunya, ketika ku duduk di kelas tiba – tiba ada yang berbicara di sampingku dan bertanya kepadaku.
“disamping lo gak ada yang nempatinkan ?”
“hah, gak ada kok”
“oke deh” (dia menduduki kursi yang kosong di sampingku)
“sekarang mata kuliah psikologi perkembangankan ?”
“iya, sekarang mata kuliah psikologi perkembangan”
“oh iya kita belum kenalan, kenalin nama gue rendy lo bisa panggil gue rendy, nama lo siapa ?”
“nama gua serly lo bisa panggil gua titin, oh iya lo angkatan ke berapa ? kok gua baru liat lo di kelas ini”
“gue angkatan 2010, gue ikut kelas ini soalnya tahun kemarin gua ngambil cuti dan ada beberapa matkul yang harus gua ulang”
“waduh, angkatan 2010 ? angkatan pertama dong ? eh maaf ya kak gue gak tau makanya gua gak manggil lo kakak”
“nyelow aja, oh iya besok ada mata kuliah sosial politik jam berapa ?”
“sospol itu jam 3 kak”
“oh oke deh"
Tiba – tiba dosen masuk ke kelas dan memperkenalkan diri karena ini adalah pertemuan pertama awal perkuliahan pada semester ini baru di mulai. Aku orangnya memang seperti ini jika ada orang yang mengajak ngobrol dan belum kenal pasti aku pergunakan kata yang agak kasar yaitu gue dan lo tapi kalo sudah dekat denganku, aku pergunakan kata aku dan kamu. Sudahlah tak terlalu penting. Tak sengaja aku perhatikan kak rahmat, lumayan juga si tapi sayang ia tak pandai sehingga harus mengulangi mata kuliah dan menggantikan cuti yang ia ambil tahun lalu. Tak terasa perkuliahan ini sudah selesai dan senior itu langsung pulang dan tak mengajak ngobrol lagi. Oh ya aku kuliah di universitas terkenal di jakarta dan akupun tinggal di kostan yang dekat dengan kampus karena rumahku dengan kampus jaraknya lumayan jauh dan harus di tempuh sampai 2 jam perjalanan dan ongkosnyapun lumayan mahal. Setelah selesai kuliah akupun pulang kekostan karena aku masih mahasiswa baru sehingga belum ada kegiatan yang berarti.
***
Keesokan harinya aku datang ke kampus untuk menuntut ilmu dan hari ini aku mendapatkan tiga matkul yaitu jam 10, jam 1 dan yang terakhir jam 3. Dan tak terasa aku sudah memasuki matkul yang ke tiga yaitu sosial politik, dan ternyata mata kuliah ini di tukar jadwalnya dengan ilmu komunikasi, sebelum dosen masuk aku memutuskan untuk ke toilet terlebih dahulu, ketikaku keluar ruangan tiba – tiba ada kak rahmat dan ia bertanya kepadaku.
“ini P.IPS B 2013kan ?”
“iya, kenapa memangnya” (ternyata ia lupa kepadaku)
“sekarang matkul sospolkan, waduh bukan kak sekarang ilmu komunikasi”
“kok ilmu komunikasi si ? di jadwalnya sospol kok”
“dijadwalnya memang sospol tetapi ada pergantian jadwal karena dosen sospol katanya tidak bisa masuk kalo hari ini”
“oh gitu, gue bisa minta no Hp lo gk ? buat sekedar menanyakan jadwal”
“boleh kok, catet yah” (sambil menyebutkan no Hp)
“namanya siapa ?”
“nama gue serly (memasang muka agak kesal karena ia lupa denganku”
“oh oke gue save ya”
“sipp deh”
Setelah ia meminta no Hpku, iapun memutuskan untuk pulang dan aku tak jadi ke toilet dikarenakan dosennya sudah masuk ke kelas, dasar senior yang merepotkan. Dan dosennyapun hanya masuk sebentar karena hanya perkenalan saja dan akupun pulang kekostan, aku melihat Hp dan ternya ada sms, aku kira sms dari mama ternyata dari kak rendy. aku membuka sms itu dan kitapun berbincang melalu sms.
“Rendy 2010”     
“oke, gue save”
“besok ada matkul apa aja”
“pengantar ilmu sejarah, sosiologi sama PAI, emang kakak ikut matkul apa saja di kelas gue ?”
“mata kuliah sosial politik, psikologi perkembangan sama antropologi neng”
“oh oke deh nanti gue infoin sesuai matkul yang lo ambil kak, loh kok manggil gue neng si, aneh bangett”
“oke makasih ya, ahaha engga papa biar greget neng”
“yah, neng lagikan -__-‘’
Smsanpun terus berlanjut hingga adzan subuh karena aku sering begadang semenjak tinggal di kostan mungkin karena aku tak betah tinggal di sini begitu pula dengan kak rendy ia cowo yang bisa aku katakan cowo bandel karena ia sering keluar malam untuk berkumpul dengan teman - temannya dan pulang kerumah itu sekitar jam 3 atau jam 4, ketika ia sampai di rumah ia menunggu adzan subuh dan setelah subuh ia baru tidur sama sepertiku, dan dalam sms itu kita mengobrol yang tak berarti apa saja kita bicarakan namun dari hal tersebut kita semakin dekat saja dan terkadang ia menelponku tetapi tengah malam. Di telpon juga kita sama tak pernah membicarakan yang berarti dan sifat kak rendy yang jail terkadang menakut nakutiku karena nelponnya tengah malam. Semakin hari kita semakin dekat walaupun hanya melalui sms dan telpon, kita sering mengucapkan selamat pagi, selamat malam, jangan lupa makan, dan terkadang kak rahmat meminta emotion titik dua bintang dan akupun sms dengan kak rahmat tak pernah menggunakan lo gue lagi tetapi aku kamu kita semakin dekat saja, dengan kedekatan ini aku merasakan keanehan dengan hati ini, sepertinya aku suka dengan kak rahmat tetapi lebih parah lagi ini bukan sekedar suka tetapi sayang, sayang yang muncul karena kenyamanan. Aku sering memberitahu kepada kak rendy kalau besok ada matkul yang ia ambil kak rahmat membalas smsku.
“iya, aku besok datang kok”
Tetapi ketika di kampus, kak rahmat tak kunjung datang, aku bingung dengan dia, dia seperti tak serius dengan kuliahnya. Dia itu sudah tertinggal kuliah dan harus mengulang tetapi masih saja malas-malasan terkadang aku bingung dengan apa yang ada di pikiran dia, aku hanya kasihan dengannya, tetapi ia sangat malas seperti yang tak ingin melanjutkan kuliah. Akupun sering mengingatkan dia tetapi percuma seperti tak didengar, ketikaku bicara tentang kuliah pasti ia mengajakku membicarakan yang lain. Padahal jika ia kuliah aku bisa bertemu dengannya dan berbincang-bincang langsung tetapi sepertinya percuman ia tak pernah ke kampus lagi. Tetapi ia tetap sms dan telponan denganku. Aku bingung, rasa rinduku kepadanya semakin kuat, aku rindu ingin bertemu, aku tak ingin berhubungan hanya melalu sms atau telpon saja. Suatu saat, kita di sms membicarakan yang menjurus dengan perasaan kita masing – masing, kak rahmat tiba – tiba smsku.
“neng perasaan kamu ke kakak gimana si”
“hah ? gimana gimananya kak”
“iya kitakan sering smsan dan telponan semakin hari kita semakin deket, pastinya aku dan kamu sama – sama merasakan rasa nyaman”
“aduh gimana ya kak, aku bingung”
“kalo kamu gak mau jawab aku telpon ya”
Aduh aku benar – benar bingung dengan perasaan ini, dan ada telpon masuk dari kak rahmat awalnya aku tak mau mengangkat tetapi tiba-tiba ia sms lagi
“angkat dong neng”
“(akupun mengangkat telponnya)”
“halo neng, sebenernya perasaan kamu ke kakak gimana si ?”
“hah ? apaan si kak, aku cuman nganggep kakak seperti kakak aku sendiri kok”
“hah serius ? kamu yakin neng”
“yakin kok”
Dan tiba tiba ia ngomong melalui telpon “do you love me ?” Aku hanya bengong dan bingung
“halo neng halo”
“iya kak”
“do you love me ?”
“aduh kak aku engga mau jawab, dalam kamus cewe itu gak ada cewe yang ngungkapin perasaannya duluan”
“oke deh, kalo begitu kamu besok ada kuliah ?”
“ada tapi jam 10 cuman 1 matkul kok”
“oke, nanti kita jalan yah, jam 2 nanti aku jemput aku tunggu di bawah jembatan penyebangan”
“hah serius kak ?”
“iya serius, yaudah yah udahan telponnya kamu tidur ya neng. Jangan sering begadang nanti mata kamu jadi mata panda, good night sayang”
“good night” (aku terkejut dan sejujurnya aku bingung, bingung yang amat bingung)
Tiba-tiba menelpon menanyakan perasaan, kemudian mengajak bertemu dan yang terakhir ia mengatakan sayang, aku bingung bingung sekali. Aku takut besok aku ditanyakan perasaan aku bagaimana. Jika ia ingin menyatakan persaannya pasti ia memulai dengan “kakak suka nih sama kamu, kamu suka gak sama kakak ?” atau “sebenernya kakak suka sama kamu, kalo kamu suka gak sama kakak ?” ini sumpah aneh dia malah menanyakan perasaan aku padanya yaitu “do you love me ? aneh, entah lah lihat nanti saja bagaimana.
***
Keesokan harinya aku berangkat kuliah, ketika ku belajar yang ada pada pikiranku hanyalah kak rendy, kak rendy dan kak rendy. Sumpah aku bingung dan deg degan karena ini adalah pertamanya aku jalan dengan laki-laki yang aku sukai, yang ada dalam pikiranku begitu banyak hingga hal yang sepelepun aku pikirkan. Tak terasa perkuliahanpun sudah selesai di karenakan ragaku mengikuti perkuliahan tetapi pikiranku entah jalan – jalan kemana saja, akupun bergegas untuk pulang kekostan untuk mempersiapkan diri. Ujung kaki sampai ujung kepala sampai aku perhatikan dan sambil menunggu kak rahmat jemput. aku tak henti – henti untuk berkaca sampai – sampai teman satu kostanku menegurku.
“heh tin mau kemana si ? ngaca terus ?”
“hehe mau jalan nih sama cowo yang sering aku ceritain”
“oh yang kak rahmat rahmat itu bukan”
“nah iya itu haha”
“cie ileh, udah makan ?”
“belum tiw, nanti aja sama kak rahmat”
“ya ilah tin namanya juga jalan sama cowo pasti malu malu dah”
“cie pengalaman banget si tiw ahaha”
“udah ya tiw, aku mau berangkat yah” (sambil menggunakan tas gendongnya)
“heh kamu mau pake tas itu ?”
“ahaha iya, soalnya aku gk punya tas cewe terus gak bisa makenya juga”
“kamu mau jalan apa mau kuliah tin ? ahaha pake tas aku aja nih”
“engga mau ah, sudah ya aku berangkat tiw assalamualaikum”
“walaikumsalam”
Setelah berpamitan akupun berangkat ke dekat jembatan penyebrangan untuk bertemu kak rahmat, dan ketikaku sampai, aku bertemu dengan kak rahmat setelah sekian lamanya ahaha.
“mau kuliah neng, pake tas gendong” (membuka percakapan)
J (aku hanya tersenyum karena aku malu, yang ada di pikiranku, aku harus merubah penampilanku yang agak kecewe-cewean)
“ayo naik”
(akupun naik motornya kak rendy)
(ketika motor melaju, aku mengajak ngobrol dengannya) “lama banget sih datengnya, janjian jam berapa dateng jam berapa”.
(kak rendy hanya ketawa saja)
“ mau kemana kita nih”
“terserah kakak saja, aku tak tau tempat ini karena aku pendatang di sini”
“yah, kita ke sevel saja ya”
“yaudah terserah kakak saja”
Ketika turun di motor kitapun bergegas untuk masuk ke tempat kongkow itu dan kak rahmat menyuruhku mengambil makanan dan minuman, ya aku ambil nasi goreng saja karena aku bingung makan apa, karena makanan ini tak ada yang aku kenal. Kemudian aku mengambil minuman good day dan kak rendy pun mengambil rokok dan korek dan ketika di kasir
“kak udah aku aja yang bayar’’
“udah kakak aja yang bayar ya”
“kak serius nih, aku gak mau di bayarin”
“udah gak usah ya, dalam kamus laki – laki itu, engga boleh ada cowo yng di bayarin sama cewe dan seharusnya ngebayarin cewe itu. Emang kamu doang yang punya kamus”
“ih ngeselin ya”
(Dan kitapun ke atas untuk duduk dan mengobrol, aku dan kak rahmat duduk saling berhadapan tetapi agak dekat jarak bangkunya)
“itu serius minumnya kopi neng”
“serius lah, abis aku ngantuk banget kak”
“makan nasi goreng tapi minumnya kopi ahaha, aneh kamu neng”
“kan aku bawa minum air putih”
“haha lucu kamu neng”
“eh iya kak, kakak gak makan ? aku makan yah”
“aku udah makan neng, makan aja. Oh iya aku ngerokok di depan kamu gak papa ?”
“gak papa kok nyelow aja, ini masa aku makan sendirian si kak. Aku suapin yah.”
“ahaha gak usah serius deh kenyang”
“yaudah”
Setelah aku selesai makan dan kak rendypun selesai merokok, ngobrol yang menegangkan itupun di mulai, menurutku ini bukan ngobrol tetapi ini seperti sidang karena membuatku benar – benar deg degan. Obrolanpun di mulai.
“kamu udah pernah pacaran ?”
“hah pacaran ? belum pernah”
“serius ? kamu di SMA ngapain aja ? belajar terus ? dapet rangking ?”
“engga juga kok, malas saja tak ada yang sesuai dengan hati hehe”
“perasaan kamu ke kakak gimana si neng ?”
“haduh nanya ini lagi ? aku gak bisa jawab.”
“Do you love me ?”
(sumpah antara bingung dan deg degan) “harus di jawab nih kak”
“do you love me ?”
“iya, aku sayang sama kakak kalo kakak gimana perasaannya sama aku ?”
“sebenernya kakak juga sayang sama kamu, TAPI ada beberapa alasan yang gak mungkin buat kita jadian”
(aku hanya diam karena disisilain hatiku senang tetapi disisilain juga aku sedih) kak rahmatpun melanjutkan pembicaraannya.
Karena kamu itu terlalu baik buat kakak, kakak gak pantes buat kamu. Kamu gak pernah pacaran ibaratnya kamu masih bersih sedangkan kakak, kakak itu udah kotor menurut kakak, kakak gak pantes buat kamu. Kalo kita jadi pacaran otomatis setiap kamu pulang ke cikarang harus kakak anterinkan sampe rumah ? dan otomatis pasti kedua orang tua kamu bakalan nanyain kakak, kerjanya apa ? sedangkan kakak ini masih pengangguran dan kuliah kakak juga gak kakak lanjutin. Karena itu pengalaman kakak waktu kakak datang kerumah orang tuanya mantan kakak, dan kedua orang tuanya itu nanya pekerjaan kakak apa dan kakak jawab belum kerja dan kedua orang tuapun tak mau melihat muka kakak sama sekali dan kakakpun memutuskan untuk gak pacaran dulu karena kakak mau mencari kerja agar kakak di hargai.
“Kamu harus bedain kata suka, sayang sama cinta yah ?”
“(aku hanya bingung ketika kak rahmat berbicara seperti itu, pikiran dia terlalu jauh. Sedangkan aku masih jauh jika sampai mendatangkan pacar ke rumah dan memperkenalkannya) memang apa perbedaannya kak ?”
“kamu cari aja yah nanti, kamu jangan marah ya karena kita gak bisa pacaran. Kakak sayang kok sama kamu neng”
“yailah nyelow aja kak (nyesek banget sebenernya)”
(aku kira dengan pertemuan ini kita bakal memperjelas status kita tetapi pada faktanya)
“(aku melihat jam dan ternyata sudah jam 5 dan aku belum shalat ashar) kak udah jam 5 nih pulang yu belum shalat ashar”
“oh yaudah, kita pulang ya”
Ketika di jalan menuju kostanku, aku masih bercanda – canda, malah terkadang kak rendy meledekku katanya “keberatan kebelakang nih ahaha” dan aku menjawab “hey ngaca kak” dan ketika di perjalanan ada perempuan yang menggunakan pakaian seksi dan kak rendy melihatnya, akupun menegurnya “hey kebiasaan ya mata laki – laki, ngedip –ngedip kak” dan kak rendy menjawab “apaan si siapa yang ngeliatin itu dosa tau. Aku mengajak bercanda ini karena aku tak mau mengeluarkan kekecewaanku kepada kak rahmat dan aku tau mungkin ini pertemuan terakhir kita. ya aku hanya ingin mengakhiri pertemuan ini dengan kegembiraan dan melihat senyumannya itupun sudah cukup membuatku bahagia walau aku tau kita tak mungkin bersatu. Tak terasa kita sampai di kostanku, kak rendypun pulang ke rumahnya. Dan ketika ku sampai kamar kostan rasanya aku ingin berteriak dan meluapkan kekecewaan ini. Sungguh menyedihkan kisah cinta ini, menurutku kisah cinta ini sama saja seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan menyedihkan, yang ada pada pikiranku begitu banyak pemikiran yang negatif. Mungkin kak rahmat tak mau kita jadian karena fisikku yang tak secantik perempuan pada umumnya atau karena fisikku yang gemuk membuat dia tak mau menjadikanku pacarnya atau karena aku terlalu norak dan tak modern. Begitu banyak pemikiran pemikiran negatif yang bermunculan pada diriku. Sudahlah.. akupun mengambil wudhu dan shalat ashar. Setelah selesai shalat kak rendypun sms.
“neng kamu marah ya sama kakak”
“hah engga kok kak, nyelow aja”
Dan iapun tak membalas smsku lagi, dan keesokan harinya tak ada ucapan yang seperti biasanya. Aku ingin memulai sms terlebih dahulu tetapi aku gengsi dan akupun masih kesal dengan yang kemarin. Dan selanjutnya tak pernah ada sms lagi tak ada ucapan lagi dan tak ada telpon lagi. Rasanya jika waktu itu aku harus memilih bertemu tetapi tak ada komunikasi lagi setelah bertemu atau tak pernah bertemu tetapi kita masih terus berkomunikasi, pasti aku akan memilih tak bertemu tetapi kita terus berkomunikasi. Aku seperti jatuh kemudian tertiban tangga pula, luka ini belum kering tapi kamu merobek luka ini lagi. Entah biarkan aku hidup dengan harapan. Kemudian Hpku rusak dan aku menggunakan hp bapak untuk berkomunikasi dengan teman – teman tetapi tetap menggunakan kartuku dan tiba tiba ada telpon masuk.
“halo asalamualaikum ini siapa ya ?”
“walaikumsalam, no kakak di hapus ya ?”
“hah ?”
“ini kak rendy neng nonya di hapus ya”
“oh kak rendy, maaf kak maaf ini hpnya rusak dan no kontaknya di save di Hp bukan di kartu”
“oh gitu, kakak cuman pesen kalo ada temen yang mau beli mobil bilang ke kakak ya, kakak sekarang kerja di shorum mobil”
“oh iya deh kalo ada ya kak”
“iya kalo ada, kamu sekarang dimana ?”
“di cikarang”
“oh yaudah makasih ya”
“iya sama – sama”

Mungkin kak rendy ingin mengobrol denganku lebih banyak lagi, tetapi aku yang tak merespon karena jawabanku yang singkat singkat, aku menjawab singkat karena aku bingung jujur aku kaget ketika ia bilang kak rendy karena ia menghilang sekian lama dan tiba – tiba ia menelponku. Aku memang masih berharap dengan kak rendy hingga saat ini tetapi aku hanya tak ingin untuk sakit kedua kalinya biarkan aku hidup dengan kesendirianku, biarkan aku terbang bebas walaupun aku hanya sendiri dan terkadang melihat ke belakang. Biarkan cinta yang tulus datang dengan sendirinya tanpa ada alasan. Aku di sini hanya menunggu dengan ketulusan cintamu.

Monday 22 September 2014

Cerpen Orang Tua ingin yang terbaik untuk anaknya

aku kesal dengan keadaan rumah, mengapa semua sibuk ? mama dan bapak kerja, kakak juga kerja adik di titip ke tetangga karena tak ada yang menjaga. Aku hanya sendiri di rumah, mereka hanya di hantui oleh waktu waktu dan waktu sibuk sibuk dan sibuk. Aku sedang menunggu pengumuman UN, sekarang masih duduk di kelas 3 SMP dan sedang sibuk-sibuknya mengurus pendaftaran ke SMA, aku ingin mendaftar ke SMAN 1 Cibinong tetapi mama lebih menyuruhku untuk daftar ke SMAN 1 Bogor dan aku hanya menuruti, ya mamaku bekerja sebagai guru SD jadi jam 12 sudah pulang.
“ade ayo cepat bereskan berkas-berkas buat pendaftaran ke SMAN 1 Bogor”
“loh ma, kan pendaftaran untuk kelas reguler belum di buka ?”
“sudah cepat bereskan jangan lupa bawa raport SMP kamu, pendaftaran terakhir di tutup hari ini jam 1:30”
“sudah beres ma, ayo kita berangkat”
Ketika aku dan mama mendaftar aku pikir mama menyuruh aku untuk masuk ke SMAN itu untuk masuk kelas reguler dan ternyata mama menyuruh aku untuk masuk kelas bilingual, aku ingin protes kepada mama karena mama mengambil keputusan tanpa persetujuanku, aku kesal dengan mama, yang ada di pikiranku sekarang adalah takut ya karena dalam kelas bilingual di tekankan untuk berbicara bahasa inggris sedangkan aku sangat lemah dengan bahasa inggris kemudian ketikaku baca tes untuk kelas bilingual adalah test tulis dan wawancara dalam bahasa inggris, aku takut, aku memang anak yang pendiam dan sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain. Aku juga tak aktif dengan organisasi ketika di SMP, aku hanya ikut paskibra dan rohis itupun hanya awal semester kelas 1 ketika masih jadi anak bawang dan selanjutnya aku tak pernah aktif lagi, rangking dalam kelaspun aku masuk pada anak yang biasa saja tidak pintar dan tidak bodoh, ketika selasai mendaftar aku dan mama langsung pulang kerumah dan mewawancarai mama ya wawancara dalam rangka mendaftarkanku pada kelas bilingual.
“ma, kok aku di masukin ke kelas bilingual si ? aku gak mau mah”
“mama memasukan kamu ke kelas bilingual karena mama mencari yang terbaik untuk kamu, mama tau kamu memang kurang mahir dalam berbahasa inggris maka dari itu mama mendaftarkan kamu ke kelas bilingual dan pada kelas itu bakal ada les bahasa inggris. Dan jika kamu tidak keterima di kelas bilingual kamu pasti keterima di kelas reguler tanpa mengikuti tes lagi”
“ah, mama tau tidak aku takut, aku tak mahir dalam bahasa ingris aku ingin berbarengan dengan diah, diah ingin mendaftar ke kelas reguler ma”
“ini masa depanmu, masa depanmu ada di tanganmu bukan di temanmu mengerti ?”
“mengerti ma, tapi aku tak bisa bahasa inggris”
“maka dari itu, kamu tak bisa bahasa inggris makanya mama ikutkan kamu les bahasa inggris”
“ah tau ah, seterah mama sajalah”(pergi ke kamar dan menutup pintu)
Aku tau mama memang bermaksud baik kepadaku, mencari yang terbaik untuk anaknya tetapi aku tak bisa, memang siapa yang menjalaninya ? memang mama yang menjalani hidupku menyuruh sesukanya tanpa persetujuan dariku, aku benci dengan sikap mama yang memutuskan keinginannya sendiri. Aku harus mencari cara agar aku tak di terima di kelas bilingual ya aku harus menjawab tes tulis asal-asalan dengan begitu aku mendapatkan nilai yang jelek dan aku tidak keterima di kelas bilingual. Misi harus dilaksanakan besok tak usah belajar malam ini. aku mending tidur saja dari pada memikirkan yang tak jelas.
***
Pagi ini aku bergegas untuk mempersiapkan diri karena hari ini tes tulis dan wawancara, mama sengaja untuk tidak masuk sekolah untuk ngajar karena ingin menemaniku ketika tes tulis dan wawancara. ketika tes tulis aku melaksanakan misi yang semalam, aku mengerjakan soal dengan cepat karena aku menjawabnya asal-asalan tetapi aku tak buru-buru keluar dari ruangan karena aku tau pasti nanti mama tau apa yang ada di pikiranku. Ketika selesai aku keluar dari ruangan pas dengan waktu yang telah di tentukan untuk tes tulis mama sudah diam di depan pintu ruangan dan menanyakan.
“bagaimana tesnya ? susah ya sampai keluar terakhir ?”
“iya mah susah banget soalnya, sampai aku bingung harus menjawab apa” (berbohong)
“sudah lah tak usah dipikirkan, mudah-mudahan hasilnya memuaskan ya, sudah sana kamu lanjutkan untuk wawancaranya”
“iya mah”
Ketika wawancara bahasa inggris aku menjawab sebisaku saja, yang aku mengerti. Jika tidak aku mengerti ya aku diam saja tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Mr tersebut. Setelah selesai wawancara, aku dan mama hanya menunggu 30 menit pengumuman bisa langsung di lihat, setelah menunggu pengumumanpun di tempel di mading dan ternyata aku lulus, aku keterima di kelas bilingual, aku bingung aku harus bahagia atau sedih, aku tak mau di kelas bilingual aku ingin di kelas reguler saja tetapi aku menjawab ngasal saja aku lulus bagaimana aku menjawab dengan benar. Tiba-tiba mama memelukku dengan wajah bahagia.
“tuhkan ade, kamu tuh pasti bisa, pasti lulus. Kamu tidak mahir dalam berbahasa inggris dan tidak belajar semalam saja kamu bisa lulus bagaimana jika kamu belajar, pasti kamu di peringkat pertama”
“tapi mah, aku gak mau di kelas bilingual mah. Aku gak mauu”
“sudahlah kamu tak usah memikirkan apa-apa lagi, kamu hanya memikirkan belajar”
Aku bingung harus bagaimana ? misi ku gagal, kalau sudah begini lagi-lagi aku harus menerima keputusan mama, keputusan yang sepihak tanpa persetujuanku. Memang egois yang hanya memikirkan sendiri, tak pernah memikirkan orang lain, memang itu yang terbaik untukku tetapi aku yang menjalani bukan mama. Entahlah aku harus menjalani kehidupan yang tak sesuai dengan hati. Setelah pengumuman tersebut mama langsung mengajakku untuk daftar ulang dan kemudian aku dan mama langsung pulang kerumah, aku lebih banyak diam dan tak sering lagi berbicara dengan mama, karenaku masih sebal dengan keputusan mama.
***
keesokan harinya aku menjalani sekolah di SMA ini secara terpaksa, akupun malas-malasan untuk belajar dan ketika ulangan alhasil hasilnya sangat memalukan amat sangat jauh di bawah rata – rata dan aku hanya berfikir ini wajar karena ini bukan keinginanku untuk bersekolah di sini dan setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan hati sangat sulit untuk di jalani yang menurutku seperti itu, aku menunjukan hasil ulanganku.
“ma, ini hasil ulanganku”
“rendah sekali nilainya, yasudah lebih rajin saja belajarnya”
“loh, Mama gak marah sama aku ?”
“ngapain marah ?, mungkin memang hanya segitu kemampuan kamu. Ya lebih rajin saja belajarnya”
“oh yasudah, oh ya mah ini ada surat dari sekolah panggilan orang tua untuk datang kesekolah”
“kamu kenapa ? kamu melanggar peraturan sekolah ? kok mama di panggil kesekolah ?”
“liat saja nanti kesekolah, makanya datang kesekolah”
Aku kira mama akan marah dengan hasil ulanganku yang kecil ternyata mama hanya menasehatiku, aku bingung harus bagaimana. Besok orang tuaku di panggil untuk datang kesekolah karena untuk menentukan aku nanti masuk IPA atau IPS karena guru BK sangat mempertimbangkan aku masuk IPA karena dengan hasil ulanganku yang sangat rendah. Mudah - mudahan besok ketika bertemu dengan guru BK dan keputusannya aku masuk IPS menurutku aku mempunyai kemampuan dalam bidang IPS karena dari hasil ulangan nilai-nilai yang bagus hanya pada pelajaran IPS ya semoga saja.
***
Pagi ini aku bergegas berangkat sekolah dengan mama, karena ingin memenuhi panggilan dari sekolah, ketika aku dan mama sampai di sekolah dan langsung masuk ke ruangan BK (bimbingan konseling), di sana aku duduk di samping mama dan sambil mendengarkan perbincangan antara mama dan guru bimbingan konseling.
“langsung saja ya bu, ibu taukan anaknya setiap ulangan pelajaran IPA kecil malah sangat jauh dari KKM”
“iya bu saya tau”
“nah maka dari itu jika anak ibu sekarang berada di kelas bilingual, peraturan dalam kelas ini jika murid berada di kelas bilingual maka otomatis murid tersebut masuk kelas IPA oleh sebab itu anak ibu pasti masuk kelas IPA tetapi sedangkan dari hasil ulangan pelajaran ipa nilainya kecil saya menghimbau agar ibu terus mendorong anak ibu agar belajar lebih rajin lagi agar anak ibu tidak tertinggal jiga masuk kelas IPA”
“oh begitu bu, ya saya akan slalu suruh anak saya untuk lebih rajin lagi dalam belajar”
“oke terimaksih ya bu, dan untuk kamu nak harus rajin yah ibu akan slalu pantau nilai kamu”
“iya bu”
Setelah selesai mama berbicara dengan guru bimbingan konseling, mama dan aku langsung berpamitan pulang, mendengar pembicaraan ibu bimbingan konseling dan mama aku harus masuk IPA, aku tidak ingin masuk kelas itu aku tidak mahir untuk belajar pelajaran sains aku mahir dalam bidang IPS, lagi-lagi aku harus menjalankan yang tidak sesuai dengan pekerjaanku. Ketika sampai di rumah mama mengajakku berbicara tentang pembicaraan tadi di sekolah.
“nah, kamu sudah dengarkan tadi apa yang di bicarakan mama dengan ibu guru bimbingan konseling, kamu itu harus lebih rajin belajar, memang kamu tidak malu dengan teman-temanmu, mama kasih tau ya, mama itu sudah berpengalaman memang pelajaran ipa itu tidak mudah tetapi jika kamu nanti lulus dari SMA dan ingin mengikuti PTN kamu bisa mengambil jurusan IPS sedangkan jika kamu dari kelas ips dan kamu ingin mengambil jurusan ipa kamu tidak akan bisa, ipa itu luas bisa kemana saja. Mengerti”
“tapi ma, aku tak bisa menguasai mata pelajaran ipa”
“jika kamu ingin berusaha kamu pasti bisa”
“tapi ma, memang sejak awal siapa yang menginginkan aku sekolah disini ? siapa yang menyuruhku masuk kelas bilingual ? dan yang terakhir siapa yang menyuruh aku masuk kelas ipa ? di sini aku yang menjalani ma bukan mama, aku yang merasakan bagaimana susahnya menjalankan kehidupan ini tanpa keinginan dari hati, pekerjaan yang tak sesuai hati sangat sulit untuk di jalani ma”
“maafkan mama memang mama yang salah dari awal, mama slalu memaksa keinginan mama sesuka hati mama, maafkan gak bisa ngasih kamu yang terbaik dan gak buat kamu nyaman. Tapi ini yang terbaik buat kamu mama tau yang terbaik untuk masa depan kamu, mama tau itu” (terurai air mata).
“tapi mama tak pernah merasakan bagaimana rasanya jadi aku ma, mama tak pernah tau dan gak pernah ingin tau. Sudah lah percuma berbicara dengan mama hanya mementingkan ego mama saja ! mama itu egois !! egois !!! (menangis dan lari kekamar).
***
Tak terasa aku sekarang duduk di kelas 3 SMA yang sebentar lagi menghadapi ujian nasional dan PTN, pada saat ini aku baru sadar bahwa yang di perintahkan mama kepadaku untuk masuk kesekolah ini itu memang benar, sekolah ini bagus untuk masa depanku, untuk menggapai cita-citaku aku menyesal ketika kelas satu dan dua aku malas malasan untuk belajar dan membantah mama, dan sekarang aku meminta kepada mama untuk mengijinkanku ikut les untuk menghadapi UN & PTN.
“mah aku ingin ikut les nih”
“les apa ?”
“les untuk menghadapi UN dan PTN, mama kan tau pelajaran ipa itu sulit, aku ingin sungguh-sungguh nih ikut les tersebut untuk mendapatkan rangking, sekaligus mendapatkan UN tertinggi dan PTN ma”
“tapi kamu benar tidak sungguh sungguh untuk ikut les tersebut nanti malas-malasan dan bolos seperti di tempat les bahasa inggris di sekolah lagi”
“serius ini ma, aku baru sadar betapa pentingnya masuk ipa dan kelas ipa ini unggulan ma, kalo jelek malu-maluin”
“benar yah janji sama mama, oh iya kalo kamu mau sungguh-sungguh kamu mau janji apa nih sama mama ?”
“aku janji deh buat jadi juara kelas minimal 5 besar, mendapatkan hasil UN tertinggi dan mendapatkan PTN”
“benar yah mama pegang janji kamu loh”
Ketika mama sudah mendaftarkanku ke tempat les terkenal di cikarang, aku dan desi teman satu kelas memulai untuk berangkat les untuk hari pertama, ketikaku sampai di tempat les aku bertemu dengan seseorang yang menurutku tak asing wajahnya, ya dia adalah cowo yang aku suka ketika aku duduk di kelas SMP namanya Reza aku pun pernah dekat dengan dia namun karena ia balikan dengan mantannya jadi kedekatanku saat itu sia-sia, dan pacarnya itu menganggap aku akan merebut Reza darinya padahal kedekatanku lebih dulu dibandingkan dia. Akupun malah melamun mengingat masa lalu.
“heh kok malah melamun, harus fokus kita untuk menghadapi UN & PTN nih”
“hah, siapa yang melamun desi ?”
“emang aku gk liat kamu apa ? itu kamu dari tadi diam saja seperti ada yang di pikirkan ayo dong cerita sama aku”
“eh, itu kamu lihat deh yang duduk di belakang, masih ingat gak ? teman SMP kita”
“oh Reza, ingat itu kan gebetan kamu yang tak sampai”
“suuut, jangan kencang-kencang, kira-kira dia masih dengan pacarnya tidak ya”
“menurut gosip yang aku dengar si masih sama pacarnya, masih berharap yah”
“serius ? ah ngga kok sok tau kamu. Sudah sudah mari kita fokus sama pelajarannya”
Tak terasa belajarpun akhirnya selesai juga, ketikaku keluar kelas ternyata ada Reza dengan pacarnya yang sedang berduaan, rasanya itu nyesek entah ini karena aku masih mengharapkan Reza atau bagaimana ? aku bingung dengan perasaan ini, sudahlah aku harus serius dengan les ini. Aku harus menepati janjiku kepada mama.
***
Setiap harinya aku melanjutkan les setelah sekolah dan tak terasa aku sedang menghadapi UTS dan berharap aku mendapatkan rangking 5 besar, akupun sudah berusaha untuk menggapai itu yaitu belajar dan berdoa, hasilnyapun tinggal di serahkan kepada Allah SWT. Ketika aku sampai di rumah mama menanyakan ulanganku.
“bagaimana ulangannya tadi ? susah tidak ?”
“ya begitulah ma, menurutku bisa di bilang mudah, karena aku bisa mengerjakannya walaupun ada satu atau dua soal yang membingungkan tetapi terselesaikan olehku”
“alhamdulillah mudah-mudahan kamu mendapatkan rangking sesuai janji kamu, oh iya pengumuman rangking kelasnya kapan ?”
“dua minggu setelah UTS ma, nanti orang tuanya yang datang karena sekolah ingin mensosialisasikan perkuliahan”
“Oh, bagus deh. Tapi kamu ikutkan ?”
“iya siswa dan orang tuanya mah”
“oke deh !”
***
Dua minggu kemudian pengumuman tengah semesterpun berlangsung, aku dan mama duduk bersebelahan dan rangkingpun di sebutkan, alhamdulillah aku masuk tiga besar, aku seketika memeluk mama dan menciumnya. Akhirnya aku bisa membuktikannya, tak sia-sia perjuanganku slama ini. Slalu les setiap pulang sekolah dan belajar pagi jam tiga subuh sekalian shalat tahajud. Jika kita bersungguh-sungguh pastilah akan tercapai keinginan kita. Alhamdulillah terimakasih ya Allah SWT.
“wah selamat ya, kamu masuk tiga besar, akhirnya kamu membuktikan kepada mama. Mama bangga sama kamu”
“iya mah, makasih. Akhirnya aku membuktikan kepada mama kalau aku bisa menepati janji”
“iya ingat ya ! perjuangan kamu belum selesai, karena kamu harus menghadapi SNMPTN ataupun SBMPTN”
“iya mah, aku ingat kok kalau itu sih. Aku pastinya akan berjuang lebih keras lagi dari ini agar lolos di universitas negeri”
“oke, mama slalu mendukung kamu kok”
Kemudian waktupun terus berjalan, aku lebih giat lagi belajar untuk menghadapi SNMPTN maupun SBMPTN dan tempat lespun lebih memperketat lagi belajarnya yaitus etiap pulang sekolah langsung les dan baru selesai jam 8 dan aku sampai rumah jam 9, benar-benar perjuangan yang amat berat yah, mudah-mudahan usaha ini tidak sia-sia. Kemudian pendaftaran SNMPTN dibuka dan aku mendaftar dengan pilihan pertama pendidikan fisika – UPI, pilihan kedua PGSD Purwakarta – UPI dan yang terakhir pendidikan fisika – UIN Bandung. Ya aku memilih pendidikan karena aku bercita-cita ingin menjadi guru. Kemudian guru leskupun mengijinkan aku untuk mengambil pilihan itu dan karena SNMPTN itu melihat dari nilai raport sehingga aku hanya berserah kepada Allah dan slalu berdoa, kemudian Allah tidak menghendakiku, aku tidak lolos melalui jalur SNMPTN, allah masih ingin melihat perjuanganku lebih keras lagi dari ini. Aku hanya bisa menangis ketika melihat pengumuman itu, aku sempat berfikir Allah tidak adil karena banyak teman di sekolahku mereka hanya iseng-iseng untuk ikut jalur SNMPTN ini dan mereka tidak berniat untuk melanjutkan kuliah. Mereka tak berjuang mati-matian sepertiku tetapi mereka lolos, sedangkan aku yang belajar sampai seperti ini dan aku benar-benar ingin sekali kuliah di negeri tetapi aku tidak lolos. Yang ada di fikiranku hanyalah allah tak adil, namun setelah aku berfikir dan diberi pencerahan oleh guru lesku dan kedua orang tuaku, aku baru sadar bahwa Allah ingin melihat usahaku yang lebih keras lagi di jalur SBMPTN. Kemudian aku memutuskan untuk mengambil paket IPC karena paket IPC ini aku tidak belajar ipa saja tetapi aku belajar ips juga karena aku ingin mengambil jurusan PGSD, aku belajar doble ipa dan ips ini bebanku semakin berat karena aku harus belajar lebih banyak lagi dan hari liburkupun aku relakan untuk belajar, belajar dan terus belajaaaaaar. Jalur SBMPTNpun telah dibuka, aku dan temanku desi untuk konsultasi dengan guru lesku, aku dan teman – temanku berkonsultasi satupersatu kepada guru les dan bagaimana baiknya untuk mengambil jurusan dan lolos. Dan sekarang giliranku.
“bagaimana ? kamu mau mengambil jurusan apa ?”
“gini bu, sebenernya aku ingin mengambil jurusan sama seperti SNMPTN, menurut ibu bagaimana ?”
“menurut ibu pilihan kamu terlalu berat, lebih baik kamu turunkan lagi pilihanmu yang passinggradenya lebih rendah, agar kemungkinan kamu keterima di negeri itu besar, kemungkinan jika kamu ingin tetap memaksakan jurusan yang kamu ingin konsekuensinya kemungkinan lolos kecil jika kamu ingin lolos di negeri maka kamu harus menurunkan pilihanmu yang pada intinya yang penting kamu lolos di negeri”
“oh begitu ya bu”
Dari pernyataan tersebut aku berfikir untuk mengurungkan pilihanku dan memilih jurusan yang passinggradenya lebih rendah, akupun mengambil jurusan pilihan pertama pendidikan fisika – UNJ, pilihan kedua pendidikan  – UNJ dan yang terakhir purwakarta – UPI. Dan aku mendaftarkan melalui jalur SBMPTN. akupun mengikuti tes di SMAN 1 Bogor, yang mengantarkanku tes adalah bapak, berangkat setelah adzan subuh dan tak terbayangkan perjuangan bapak untuk mengantarkanku untuk mengikuti tes SBMPTN. Setelah aku mengikuti tes aku hanya berserah kepada Allah untuk pengumumannya dan meminta di doakan oleh kedua orang tuaku bagaimana hasilnya aku sudah pasrah.

Setelah menunggu berminggu-minggu akhirnya hasil tes SBMPTN itupun diumumkan melalu internet, aku lolos di jurusan pendidikan UNJ, ini jawaban dari Allah untukku, agar aku bersungguh-sungguh untuk menggapai semuanya. Dan semua keinginan orang tua atau orang tua menyuruh anak itu semata – mata yang terbaik untuk anaknya karena tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya tidak sukses. Terimakasih kepada orang tuaku yang slalu mendukung dan berjuang untuk anaknya.

Sunday 9 February 2014

Cerpen Kebahagiaanku menurutmu





KEBAHAGIANKU MENURUTMU
Titin Watini
Pagi ini ia datang kerumahku untuk mengajak pergi merayakan aniversary hubungan kita, ya aku dan dia sudah berpacaran 4 tahun, dalam menjalin hubungan selama ini tidak mudah harus ada kepercayaan dan komunikasi yang kita bangun. Tak lama aku mengenang hubungan kita pintu rumah ada yang mengetuk dan ternyata riki ya kekasihku ia membawa bunga mawar dan coklat kesukaanku.
“happy aniversary sayang”
Riky mengucapkan jadinya kita yang ke 4 tahun, mukanya yang membuatku slalu cinta dan sorotan matanya yang tajam menatapku yang mengisyaratkan kebahagian. Aku seketika memeluk riki dan aku membisikan ketelinganya.
“sayang kamu romantis banget, happy aniversary too”
Riki melepaskan pelukanku dan menarik tanganku untuk pergi ke tempat dimana kita jadian ya di taman dekat sekolah SMA dulu, kita jadian di taman dekat sekolah awal kita bertemu kelas 1 SMA pertama kita masuk sekolah dan disitulah kita jadian, kita slalu berangkat bareng dan kemana-mana slalu bareng kita seperti dua si joli yang tidak bisa dipisahkan kecuali ke toilet ahaha ya inilah kita, riki menarikku seperti orang yang tak sabar memberi kejutan, ketika kita sampai di taman ada meja dan kursi yang di buat sengaja riki untuk memberi kejutan kepadaku.
“sayang ini serius ? romantis banget”
“iya sayang ini buat aniversary kita”
Ya riki memang cowo yang romantis yang slalu membuat aku bahagia di setiap kejutannya, setelah merayakan aniversary, riki mengantarkanku pulang kerumah dan iapun berpamitan untuk pulang.
***
Ketikaku terbangun pagi ini aku merasa ada yang aneh biasanya handphoneku bergetar ada sms yang mengucapkan “selamat pagi”. tetapi pagi ini tak ada sms, dari riki. Memang dalam hubungan kita komunikasi adalah no pertama walaupun hanya mengucapkan selamat pagi itu merupakan hal kecil tetapi ini penting untuk berjalannya hubungan kita, aku mencoba untuk sms riki terdahulu untuk mengucapkan selamat pagi, aku slalu berpikir positif mungkin riki belum bangun karena kemarin iya terlalu cape untuk mempersiapkan kejutan aniversary kita.
Waktu menunjukkan jam 10.00 WIB tetapi riki tak kunjung membalas smsku, dan akhirnya aku memutuskan untuk datang ke rumah riki. Ketika ku sampai di depan rumah riki ada ibunya riki.
“misi tante rikinya ada ?”
“emh iya devi, sini masuk dulu rikinya baru saja pergi katanya ada urusan mendadak”
“oh iya tante makasih, aku cuman sebentar kok, soalnya riki aku telpon gak di angkat tante. Yasudah tante aku pamit pulang, terimakasih assalamualaikum”
“walaikumsalam”
Ya orang tua kita sudah saling mengenal satu sama lain dan merekapun sudah mengetahui hubungan kita, mereka menyetujui hubungan kita. dan akhirnya aku pulang kerumah memasang muka cemas dan bete, aku memutuskan untuk mengurung diri dan memutuskan untuk merenung dikamar, aku slalu memikirkan kesalahanku, mengapa riki seperti ini, apa yang salah dariku ? apakah aku menyakiti perasaan riki ? jika memang kita berantem atau berbeda pendapat, kita tak pernah berantem sampai berjam-jam seperti ini. Aku slalu mencoba menelpon sampai 52 kali dan tak ada jawaban dari riki, dan akupun tertidur sampai esok pagi.
***
Pagi ini sama seperti pagi kemarin, ketikaku terbangun dari tidur aku melihat handphone tak ada jawaban dan ucapan selamat pagi. Dan aku bergegas bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap karena hari ini ada kuliah. Aku kuliah di universitas terkenal di jakarta tetapi riki kuliah di universitas terkenal di bogor, sedangkan tempat tinggalku di bogor dan terpaksa aku harus ngekost. Aku biasanya pulang seminggu sekali ke rumah. Dan aku sekarang berangkat ke jakarta, biasanya riki mengantarkanku sampai stasiun atau halte busway APTB. Tetapi pagi ini aku tunggu di rumah tak kunjung datang riki, sepertinya riki tak bisa mengantarkanku pagi ini.
“devi sudah siang kamu kapan berangkatnya, memang sekarang masuk jam berapa ?” mama bertanya kepadaku.
“masuk jam 10 mah, bentar lagi mah aku masih nunggu riki, kan biasanya riki yang mengantarkanku”
“mungkin riki sibuk tak sempat mengantarkan mu, sudah cepat sana berangkat”
Belakangan ini riki memang sangat aneh berubah 180O . ia seperti di telan bumi menghilang entah kemana, seperti sembunyi. Yaa sembunyi dari kehidupanku. Aku mencoba bertanya bertanya pada hati aku tentang semua yang telah terjadi, bingung apa kesalahan ku hingga riki sembunyi dari kehidupanku, sudahlah. aku bergegas untuk berangkat kuliah dan berpamitan kepada ibu. Ketika ku sampai di kampus seperti biasa tak ada yang spesial selain riki, riki memang satu-satunya manusia yang membuat aku bahagia, yang bisa membuat aku tersenyum setiap kali aku bersamanya. Ketika kuliah selesai aku pulang kekostan dan aku tetap mencoba sms dan menelpon riki tetapi tetap saja tak ada jawaban, aku bingung harus bagaimana aku hanya bisa menangis entah ini tissue abis berapa bungkus karena tangisan ku, tak lama ada yang datang kekostan yaitu sahabatku dani.
“dev, kamu kenapa ? abis nangis ya, muka kamu pucat banget. Kamu belum makan ?”
“engga kenapa-napa kok dan aku cuman lagi sedih aja”
Dani menarik tanganku untuk mengajak makan di restauran yang tidak jauh dari kostan, dani memang sahabatku di jakarta dia slalu menemaniku jika aku pergi karena aku tidak terlalu tau wilayah jakarta dan dani juga slalu membantuku jika aku kesulitan dalam perkuliahan, dani memang sahabat yang baik aku mengenal dia dikampus karena kita satu kelas. Aku menceritakan semua masalahku ke dani dan dani seperti tak terima dengan sikap riki yang seperti itu kepadaku, dani mengusulkan untuk aku dan riki putus.
“aku gak mau putus dani, aku tuh udah 4 tahun menjalankan hubungan ini, susah senang, sedih bahagia kita slalu bersama gak mungkin tiba-tiba putus begitu saja aku gak mau putus dani” (sambil menangis).
“aduh dev aku paling gak bisa liat perempuan menangis udah dong jangan nangis terus, nah besokkan kuliah libur masuk lagi hari senin, mending kamu pulang selasaiin masalahnya baik-baik dev”. (memberikan saputangannya untuk menghapus air mata).
“iya aku besok pulang ke bogor, makasih ya dani malam ini, ayo kita pulang sudah malam”
***
Pagi ini handphoneku bergetar ada sms masuk ketika ku buka dari riki smsnya berisikan ia mengajak kita bertemu di tempat kita jadian dan pada saat itupun aku bergegas untuk berangkat kebogor, ketika ku sampai di bogor aku langsung datang ke tempat kita jadian aku memutuskan tidak pulang kerumah karena aku tak sabar lagi untuk bertemu riki, aku sangat rindu ingin bertemu dengannya. Ketika ku sampai di taman, aku melihat riki sedang duduk dan aku bergegas untuk mendekatinya, aku melihat mukanya yang membuatku slalu cinta dan sorotan matanya yang tajam menatapku yang mengisyaratkan kebahagian sama seperti awal aku melihat dia tak ada yang berubah, aku memeluk riki. Tapi tiba-tiba riki melepaskan pelukan itu.
“sayang kenapa di lepas pelukan ku aku masih kangen sama kamu, kamu gak kangen yah sama aku ? kamu kenapa gak  pernah sms & telpon aku lagi ? kamu udah bosen sama aku ?” mengeluarkan air mata.
“maaf dev, aku mau kita putus”
“kenapa kamu minta kita putus, hubungan yang udah kita jalanin selama 4 tahun kamu mau minta putus gitu aja ? kamu tega rik, aku masih mencintai kamu aku masih sayang sama kamu, aku gak mau putus rik aku gak mau”
“maaf dev, aku minta kita putus ya, kamu pasti mendapatkan yang lebih baik dari aku. Sudah ya kamu gak usah nangis. Maaf juga slama ini aku gak bisa ngasih kamu yang terbaik selama 4 tahun ini”
“riki, kamu itu udah ngasih yang terbaik buat aku, yasudahlah jika itu memang pinta kamu”
Aku bergegas meninggalkan riki di taman, aku pulang kerumah sambil menangis dan mama kaget melihatku tiba-tiba datang sambil menangis, aku memeluk mama dan lari menuju kamar. Mengunci kamar, dan aku hanya bisa menangis tanpa berhenti.
Keesokan paginya mama membuka kunci kamar dengan kunci cadangan, mama sangat kawatir dengan keadaanku, muka pucat, badan panas mata sembab karena menangis semalaman dan tidak makan. Mama membawa makanan dan aku tak mau makan selain riki yang menyuapiku, kemudian mama menelpon riki untuk segera datang ke rumah. Tak lama riki dateng ke rumah dan masuk ke kamar. Ketika riki masuk ke kamarku ia seperti kaget karena melihat keadaanku seperti ini dan iapun melihat isi kamarku dengan foto kita berdua. Ya memang aku slalu menempel hasil foto berdua setiap momen yang kita jalani.
“dev, makan dulu yah aku suapin”
“iya rik, maaf ya aku merepotkan kamu”
Aku merasakan kasih sayang riki dan aku yakin riki masih mencintaiku, aku tau itu. Aku tau riki yang sebenarnya aku sudah mengenal lama jadi aku tau ia berbohong atau tidak, aku tau ada sesuatu hal yang iya tutupi. akupun bertanya kepada riki dengan keadaannya sekarang.
“kamu udah punya pacar ?”
“udah dev”
“oh, selamat yah”
“iya, udah selesai makannyakan ? aku pamit pulang dulu yah dev, soalnya pacar aku minta jemput nih, maaf yah”
“Iya, makasih ya rik. Memang pacar kamu siapa rik ?”
“pacarku teman kampus tetapi beda fakultas di anak MIPA jurusan Kimia”
“oh pasti dia lebih cantik, pintar dan bisa membahagiakan kamu”
“aduh maaf ya dev aku, pamit duluan. Pacar aku kasian sudah lama menunggu”
“oh yasudah makasih ya rik”
“iya sama-sama”
Rasanya aku ingin menyerah, tapi aku tak bisa menyerah begitu saja, aku merasakan bahwa riki berbohong padaku, aku masih bisa merasakan kasih sayang riki yang tidak pernah pudar, ya masih sama seperti dulu tak pernah ada yang berubah. Aku berfikir untuk memata-matai keseharian riki, aku hanya memastikan bahwa riki bohong atau tidak. Keesokan harinya, pagi-pagi aku sudah berada di depan rumah riki ya untuk memata-matai riki. Ternyata riki datang ke sebuah Mall terkenal di jakarta ia sedang menemui perempuan cantik ya menurutku lebih cantik dari diriku, ya pantas riki lebih memilih cewe tersebut dan merelakan hubungan yang telah kita jalani semudah itu, aku pura-pura menyapa mereka dan seakan aku tak mengikuti riki.
“hai rik, sedang apa kamu disini”
“ah aku sedang jalan-jalan saja dengan pacar karena jenuh liburan kuliah dari pada di rumah teruskan”
“oh iya betul memang liburan sangan menjenuhkan, oh ini pacar kamu, cantik yah”
“iya”
“oh yasudah aku pulang duluan ya soalnya sudah sore”
“oh iya silahkan”
Rasanya aku ingin melumpuhkan ingatanku, hapuskan tentang dia, ingin melupakan semua kebahagiaan yang telah kita bangun selama 4 tahun, ingin rasanya menghapus semua jejak yang ia buat untuk membahagiakanku, aku ingin menghapus semua memori tentang riki. Percuma aku bertahan untuk slalu mencintai dia, tapi apa balasnya ia malah mempunyi pacar baru dan semudah itu melupakan kenangan kita, semudah itu melupakan bagaimana kita memperjuangkan hubungan kita. aku harus melupakan kenangan kita itu harus !!
Setelah kejadian itu aku slalu mencoba kesibukan di sela-sela liburan kuliah ini, terkadang aku menulis sebuah cerpen atau belanja dan jalan-jalan ke mall, aku slalu meminta untuk ditemani oleh dani, kebetulan dani sedang liburan di bogor dan pagi ini dani sudah ada di rumah untuk menjemputku sekedar jalan-jalan di Mall.
“hai dani, sudah lama menunggu ku”
“eh gak kok baru saja tadi”
“Oh, oke deh ayo kita berangkat”
“sebentar, mama kamu kemana ? aku ingin berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua kamu”
“aku sudah ijin kok ke mama, sekarang mama juga sedang pergi tak ada di rumah”
“oke deh ayo kita berangkat” (menarik tangan devi)
Ketika kita sampai di Mall tidak di sengaja aku dan riki bertemu, kita sama-sama membawa pasangan masing-masing dan kita salaing menegur.
“hai dev, baru kemarin kita di pertemukan dan sekarang kita di pertemukan kembali yah dan kamu sudah mempunyai pacar baru”
“iya, ya. Dunia ini memang sempit yah, bukan kok dia sahabat aku yang slalu ada di saat aku sedang sedih dan senang”
“oh gitu ya, yasudah aku pamit dulu yah. Bye”
Tiba-tiba dani menarik tangan ku dan mengajak makan di restoran, setelah selesai makan, dani menyatakan perasaannya bahwa dani menyukai dan mencintaiku dari awal kita bertemu, jujur aku bingung aku harus bagaimana ? aku harus menjawab apa ? jujur memang aku tak bisa melupakan riki tapi aku slalu berjuang untuk melupakannya, ya aku mencoba untuk menerima dani sebagai kekasihku. Ya ketika kita jadian, kita langsung pulang dan dani mengantarkanku sampai depan pintu. Ketika dani pulang, mama menghampiriku dan memberikan surat dari riki. Kaget ketika mendengar itu karena tadi baru saja bertemu. Ya bertemu tapi riki hanya berbicara seperti itu saja. Ketikaku membuka surat dari dani.
Hai devi,
Pasti kamu bingung dengan surat ini, aku hanya ingin jujur bahwa sebenarnya aku menghilang dari kehidupanmu bukan tanpa sebab tapi aku ingin melihat kamu bahagia, aku mengetahui dani, ya dani adalah sahabat kamu yang menurut aku dani adalah orang yang membuat kamu slalu ada, yang membuat slalu ada di samping kamu ketika kamu sedang bahagia atau sedih sedangkan aku tak pernah bisa seperti itu. Menurutku dani adalah cowo yang bisa membahagiakan kamu. Maaf aku gak bisa seperti dani, maka dari itu aku menghilang dari kehidupan mu, aku sebenarnya berbohong atas pacar baruku, aku tak pernah berpacaran dengan dia, dia itu hanya sahabatku ya sahabat dari kecil yang tak pernah berubah status kita jadi pacar, jujur aku tak sanggup ketika aku tak sms dan telpon kamu setiap pagi untuk mengucapkan selamat pagi, aku juga tak sanggup ketika aku memutuskan kamu aku bilang meninggalkan mu ketika kamu sedang sakit, tapi apa daya, ini adalah untuk kebaikan mu dev, selamat menjalankan hubungan dengan dani dan aku harap kamu slalu bahagia.
By :Riki
Aku bingung, aku sudah menerima dani sebagai kekasihku, tidak mungkin aku putuskan dani. Mungkin ini memang jalan terbaik untuk hidupku. Aku harus melupakan kenangan masalalu. Aku harus melumpuhkan ingatanku di masalalu.