BABAK I “RUANG MAKAN”
Suatu
pagi Rara sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah barunya yaitu di SMAN
1 Cikarang Selatan. Pagi itu seperti biasa rutinitas keluarga Rara diawali
dengan sarapan bersama.
Rara
: Selamat pagi Ibu ? (duduk di meja makan).
Ibu : Selamat pagi Ra, sepertinya kamu bahagia
sekali pagi hari ini. (menyiapkan sarapan
untuk rara).
Rara
: iya Ibu, kan sekarang hari pertama
aku masuk sekolah baru.
Ibu
: yasudah sarapan dulu lalu menyapu
lantai.
Rara
: siap Ibu (dengan semangat).
Beberapa
saat kemudian…
Rara : Akhirnya selesai juga (membereskan tas dan dan bersiap-siap untuk
berangkat sekolah).
Ibu
: ra… rara…
Rara
: iya ibu ?
Ibu : sudah selesai ? segera berangkat
sekolah, sudah jam 6.30 WIB nanti kamu telat sampai sekolah.
Rara
: iya Ibu, aku juga sudah siap kok. (berjabat tangan) Assalamualaikum…
Ibu
: Walaikumsalam…..
***
BABAK II “SEKOLAH”
Ketika
rara sampai ke sekolah ternyata Upacara sudah di mulai dan Rarapun baris di
barisan yang telat.
Rara : (Berbicara
di dalam hati ) yah . . . telat . . . banyak sekali yang telat mungkin
hari pertama sekolah. (sambil melihat ke
kanan) waw siapa dia ? sepertinya kakak kelas ? ganteng, putih, siapa ya ?
nanti mau cari informasi tentang dia di kelas mungkin ada yang mengenal dia …
***
BABAK III “KELAS”
Setelah
telat rara masuk ke kelas dan ia duduk dengan sahabatnya yang dulu satu kelas
ketika SMP dan sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.
Rara
: selamat pagi sa… (menaruh tas)
Salsa
: selamat pagi, kamu telat ya ra …
Rara
: Iya nih, Tapi bahagia .. (tersenyum – senyum).
Salsa
: Kamu sakit ya ra (sambil memegang jidat rara).
Rara
: Tidak, Kenapa ?
Salsa
: habis kamu aneh telat kok bahagia (kebingungan)
Rara : hahaha (tertawa)
kamu tidak tau sa, tadi aku bertemu laki-laki waktu baris di barisan telat,
Ganteng, Putih sepertinya dia kakak kelas, kamu kenal tidak sa ?
Salsa
: siapa . . . . siapa . . . . siapa
namanya ? (ingin tau)
Rara
: kalo aku tau juga aku tidak akan
bertanya kepada kamu …
Salsa
: yasudah …
Net
… net …. Net…. Bel masuk sudah berbunyi
Pelajaranpun di mulai….
Dan
pelajaranpun terus berlangsung, hingga bel pulangpun berbunyi
Rara
: wah tidak berasa ya sa, sudah bel
pulang.
Salsa
: iya ..
***
BABAK IV “RUMAH”
Ketika
pulang sekolah rara langsung pulang kerumah dan menceritakan kegiatan tadi di
sekolah kepada ibunya.
Rara
: Assalamualaikum Ibu (Sambil berjabat tangan)
Ibu
: Walaikumsalam gimana ra tadi di
sekolah.
Rara
: Aku tadi telat Bu.
Ibu
: Benarkan kata Ibu, yasudah mandi,
makan, belajar, lalu tidur…
Rara
: oke ibu.
BABAK V “RUMAH”
(Ayam
berkokok) pertanda Rara harus bangun dan pergi kesekolah
untuk mengikuti ekskul marching band yang pertama kalinya.
Ibu
: Ra … ra … bangun sudah siang (membuka hordeng) Sekolah.
Rara : hoammzz (menguap) masih ngantuk Ibu nanti berangkatnya jam 08:00 WIB
soalnya cuman ekskul.
Ibu
: Shalat dulu ..
Rara
: iya Ibu (rarapun bangun dan membereskan tempat tidur)
Beberapa
saat kemudian …
Rara : akhirnya sudah selesai juga, shalat sudah,
mandi sudah, menyapu lantai sudah, sarapan juga sudah, Ibu, rara berangkat dulu
ya Assalamualaikum …
Ibu
: Walaikumsalam …
***
BABAK VI “
SEKOLAH”
Di
lapangan sekolah rara berbaris untuk apel pagi Marching band dan bertemu dengan
kakak kelas yang di sukai oleh Rara.
Rara : (berbicara
di dalam hati) haduh pegel kaki, lama banget apelnya, mungkin baru pertama
kali ikut ekskul marching band. (Sambil
melihat kanan dan kiri) itu … itu kan yang kemaren telat. Dia ikut ekskul
marching band juga ? (rarapun bertanya
kepada teman yang baris di sampingnya).
Rara
: Yuni itu siapa sih ?
Yuni : oh itu, kakak kelas, dia duduk di kelas XI
Ipa 3 namanya doni dia juga yang ngajarin kita, kenapa memangnya ra ?
Rara
: ngajarin kita ? tidak kenapa-kenapa,
oh iya kamu tau nama facebooknya tidak ?
Yuni
: iya sama-sama nama facebooknya Doni
Muhammad.
***
BABAK VII
“RUMAH”
Keesok
harinya Salsa sms Rara, Salsa mengajak Rara untuk mengerjakan tugas mtk.
Salsa
: Ra ngerjain tugas mtk bareng, aku
tidak ngerti. (melalui sms)
Rara
: iya, sekarang aku kerumah kamu ya (melalui sms)
Salsa
: iya
Suatu
saat rara sampai di rumah salsa
Rara
: Assalamualaikum sa (mengetuk pintu).
Salsa
: walaikumsalam (membuka pintu).
Rara
: Gimana sa aku tidak mengerti PR MTK
Salsa
: aku juga tidak mengerti
Rara : yah gimana dong percuma mau ngerjain juga
kita tidak ada yang mengerti, hemm aku punya ide gimana kalo kita kerumah temen
kita waktu smp kamu masih inget tidak Sa namanya Mia dia selalu rangking, kali
saja dia bisa PR MTK ini.
Salsa
: iya, aku ingat tapi kamu ingat tidak
rumahnya kalo aku si tidak.
Rara
: lupa lupa ingat hahahaha
Salsa
: ih Rara serius
Rara
: aku malah 2 rius hahaha
Salsa
: yasudah mari kita berangkat
Ketika di perjalan Rara lupa rumahnya Mia dan ketika
tersesat mereka bertemu Doni, cowok yang di sukai oleh Rara.
Rara
: (berbicara
dalam hati) ya allah itukan Doni cowok yang aku suka, memang kalo jodoh tuh
gak kemana hahaha. (senyum-senyum)
Salsa
: Ra kok malah berhenti jangan-jangan
kamu lupa ya rumahnya Mia.
Rara : hehe iya sa (dengan muka lugu), sa tau gak ? itu yang lagi duduk di depan rumah
yang cetnya berwarna biru itu namanya doni cowok yang lg aku taksir.
Salsa
: oh yang waktu itu kamu cerita di
sekolah yang pas telatkan ?
Rara
: iya
Salsa
: oh pantes, yasudah kita bertanya saja
kepada kak Doni.
Rara
: yasudah kamu tanya saja Sa, aku
tidak ah aku malu.
Salsa : (Berjalan
menuju kak Doni) permisi kak mau bertanya kalo mau ke rumah Mia yang
beralamat Telaga Pasiraya AC1 No 2 di mana ya ?
Doni : nanti kamu lurus ada jembatan belok kanan
nah disitu ada rumah cetnya berwarna kuning. (menggerakkan tangannya).
Salsa
: Makasih kak, Ka, kakak kelas yah
sekolah di SMAN 1 Cikarang Selatan ??
Doni
: kok kamu tau ?
Salsa
: Yaiyalah kak orang satu sekolah.
Rara : (Berbicara
dalam hati) Ih si salsa sok kenal banget, padahalkan dia kenal kak Doni dari
aku, aku tidak suka sikap Salsa yang ini (dengan
tampang kesal).
Doni
: kelas berapa kok tidak pernah melihat
ya ?
Salsa
: Kelas X.2 kak.
Doni
: Oh kelas X pantesan tidak kenal.
Salsa
: yasudah ka terimakasih (tersenyum).
Doni
: iya sama – sama
***
BABAK VIII
“RUMAH MIA”
Merekapun sampai dirumah Mia, di rumah Mia, Salsa
bertanya nama facebooknya Doni, dan Rara memberikannya, Rarapun cemburu dan
menganggap Salsa suka kepada Doni Cowok yang di sukai oleh Rara.
Salsa
: Rara bagi nama facebooknya kak Doni
dong.
Rara
: mau ngapain kamu ? (pasang muka jutek).
Salsa : aku mau ngucapin terimakasih kepada kak
Doni karena tadi sudah memberi tahu kepada kita. Kamu kok pasang muka jutek si
cemburu yah ? tenang aku tidak bakalan suka sama kak Doni. (sebenarnya salsa suka kepada Doni).
Rara : tidak, biasa saja kok, yakin tidak bakalan
suka. Yasudah nih nama facebooknya, Doni Muhammad. (Sambil membuka facebook dan berbicara di dalam hati) Salsa meminta
nama facebooknya Doni untuk mengucapkan terimakasih, aku juga mau ngucapin.
Salsa : terimakasih Rara, oh ini nama Facebooknya
aku udah berteman di facebook. (berbohong).
Rara : Masa ? (berbicara
dalam hati) masa si Salsa sudah berteman di facebook kenal saja tidak, coba
aku lihat dinding facebooknya salsa.(beberapa
saat kemudian), ih salsa bohong padahalkan baru berteman, kenapa si harus
bohong sepertinya Salsa suka deh. Ah bodo amat diamkan saja.
Salsa
: iya, Ra mari kita kerumahnya mia ?
Rara
: ayo, (sampai di rumah Mia) assalamualaikum, (sambil mengetuk pintu).
Mia : Walaikumsalam (sambil membuka pintu) eh Rara dan Salsa, tumben main kerumah, apa
kabar ?
Rara
& Salsa : baik, hehe Kita ke sini
mau meminta Mia mengajari kita PR MTK.
Mia
: oh mana PRnya.
Rara
& Salsa : ini (membuka buku).
Mia
: oh ini (Miapun menjelaskan PR MTK kepada Rara & Salsa sampai ia mengerti).
Rara & Salsa : terimakasih ya Mia sudah mengajarkan kita PR
MTK sampai kita mengerti, kami pamit pulang dulu ya, asalamualaikum.
Mia
: Iya Sama – sama, Walaikumsalam.
Rara
dan Salsa pulang ke rumahnya masing –masing.
***
BABAK IX “RUMAH”
Ketika
Rara sampai di rumah, Salsa mengirim sms berisi nomor handponenya Doni.
Salsa
: Ra aku punya no handponenya Doni nih
kamu mau tidak ? (melalui sms).
Rara
: mau, kamu mendapatkan nomornya Doni
dari siapa ?
Salsa
: Dari Doni dong, melalui facebook.
Rara : oh,
terimakasih (Berbicara di dalam hati)
kok Rara bisa secepat itu ia dekat dengan Doni, jangan-jangan apa yang aku
rasakan itu benar salsa suka kepada Doni.
Salsa
: iya sama-sama.
***
BABAK X
“SEKOLAH”
Ketika Rara di sekolah, Rara melihat Doni dan Salsa
berangkat bareng satu motor, dan Rarapun menangis, teman-teman Rara bertanya
kepada Rara, mengapa Rara menangis tetapi Rara tidak mau menjawab. Ketika Salsa
masuk kelas Rara bertanya kepada Salsa.
Rara : Sa maksud kamu apa berangkat sekolah
dengan kak Doni. (dengan nada marah dan
menghapus air matanya).
Salsa : Ra aku tidak ada apa-apa dengan Doni tadi tidak ada angkot kebetulan kak Doni lewat jadi
aku ikut dengan Kak Doni. Sudah tidak usah menangis. (berbohong).
Rara
: yakin, kamu tidak bohongkan ? (menangis).
Salsa
: iya, sudah sudah tidak usah menangis
lagi. (menghapus air matanya Rara).
Rara
: yasudahlah . . .
Salsa
: iya aku janji tidak akan berangkat
bareng Kak Doni lagi deh.
Rara
: yakin, yasudah terserah kamu saja. (dengan muka jutek).
Salsa
: iya, sudah jangan marah terus, nanti
jadi jelek loh hehehe.
Beberapa
saat kemudian ..
Bel pulang pun berbunyi Salsa pamit pulang duluan
dan tidak pulang bersama Rara dikarenakan ingin pulang bersama Doni, tapi Salsa
tidak jujur karena tidak ingin menyakiti sahabatnya, Salsa bilang kepada Rara
pamit dikarenakan ada urusan keluarga.
Salsa
: Ra aku pulang duluan ya, buru-buru di karenakan ada urusan keluarga.(berbohong)
Rara
: iya Sa.
***
BABAK XI “RUMAH”
Ketika Rara sampai di rumah Rara membuka facebook
dan membuka dinding facebook Doni, dan rara membaca komentar status doni dan di
situ Salsa & Doni terlihat dekat.
Rara : (menangis
dan berbicara di dalam hati) Ya allah betapa sakitnya hati ini sahabatku
salsa yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri menghianati aku bahkan ia
berani berbohong kepadaku, ya allah aku harus bagaimana ? memang kak Doni bukan
siapa-siapa aku dan aku tidak berhak untuk melarang dia dekat dengan siapapun,
ya allah jika ia jodohku dekatkan lah ia padaku dan jika ia bukan jodohku
jauhkan lah dia dariku.
Ibu
: (mengetuk pintu kamar) ra … kamu sudah makan belum ? Ibu masuk ya
..
Rara
: Belum, iya bu, (menghapus air mata).
Ibu
: kamu habis nangis ya ? (melihat mata Rara)
Rara
: tidak kok Bu.
Ibu
: jangan bohong sama ibu, ada
masalah ya, sama teman kamu ?
Rara
: iya aku abis nangis Ibu.
Ibu
: cerita dong sama Ibu.
Rara
: aku belum siap bu, buat cerita.
Ibu
: yasudah, makan dulu sana …
Rara
: aku masih kenyang,
Ibu :
yasudah, Istirahat saja dulu tenangin pikiran kamu. (beranjak dari kamar Rara dan menutup pintu).
Rara
: iya Ibu.
***
BABAK XII “SEKOLAH”
Keesokan harinya Rara berangkat ke sekolah dan melihat
Salsa & Doni berangkat bareng satu motor dan lebih parahnya lagi Rara
mendengar dari salah satu temannya yang bernama yuni bahwa mereka sudah jadian.
Yuni
: Ra kamu tau tidak. Katanya Salsa
jadian yah sama kak Doni ?
Rara
: hah serius kata siapa kamu. (Matanya sudah berkaca-kaca).
Yuni
: kata Salsanya langsung ngomong ke
aku. Rara jangan menangis ?
Rara : aku tidak menangis kok,biasa saja ah. Kok
salsa tidak bilang ya ke aku padahalkan aku sahabat dekatnya (mengeluarkan air mata).
Yuni
: tidak tau, Ra jangan menangis (menghapus air mata Rara).
Rara
: aku ijin ke toilet ya Yuni (berlari dan menangis di dalam toilet).
Beberapa
saat kemudian bel masuk berbunyi dan Rarapun keluar dari kamar mandi dan menuju
kelas.
Salsa : selamat pagi Ra. Kamu habis dari mana ? kok
matanya lembab habis nangis yah ? (tidak
menyadari bahwa Rara sakit hati dengan Salsa).
Rara : (pasang
muka jutek & kesal). Nanti pulang sekolah aku mau berbicara dengan kamu
& kak Doni. Tolong bilangin ke Kak Doninya.
Salsa
: ada apa Sa ? iya deh, Dimana ?
Rara
: Di depan kelas.
Salsa
: iya.
Ketika
bel pulang sekolah berbunyi Salsa dan Doni menemui Rara.
Rara
: Kak Doni & Salsa sebenernya
kalian sudah jadian atau tidak ?
Salsa
: Tidak, kenapa memang Ra ?
Doni
: iya memang ada apa ?
Rara
: Jujur (membetak).
Salsa
& Doni : iya kami memang sudah
jadian.
Rara : Salsa, kenapa kamu selalu berbohong kepada
aku dari awal kamu berteman di facebook, tidak berangkat bareng lagi dan yang
lebih parahnya lagi kamu tidak cerita kepada ku bahwa kamu sudah jadian dengan
Kak Doni, dan belum kebohongan – kebohongan yang lain yang tidak aku ketahui, kamu
tidak menganggap aku sebagai sahabatmu?
Kak Doni, sebenarnya Kakak tau tidak aku suka sama Kakak
dari awal aku masuk sekolah ini, bahkan Salsa kenal Kak Doni dari aku. Dan aku
cuma butuh kepastian sebenarnya kalian sudah jadian apa belum. (matanya berkaca-kaca).
Salsa : Ra, bukannya aku tidak menganggap kamu
sahabat, tapi aku berbohong karena aku tidak mau melihat kamu sakit hati (memegang tangan Rara).
Doni : maafin Kakak Ra, Kakak bukan maksud buat
kamu sakit hati, kakak tidak tau kalau kamu suka sama Kakak dan memang Kakak
sudah jadian dengan Salsa karena Salsa orang yang perhatian yang sebelum sebelumnya
tidak ada di mantan Kakak. Maafkan Kakak yang sebelumnya tidak jujur kepada
kamu.
Rara : Sa, tapi kalau kamu berbohong terus –
menerus malah membuat aku tambah sakit hati, sa aku cuman mau pesan sama kamu
tolong jaga Kak doni jangan sampai Kamu sakiti Kak Doni, dan Kak Doni, iya kak
tidak kenapa-kenapa kok, Kak aku cuman mau pesan tolong jaga Salsa dan jangan
sekali-kalin Kakak buat nangis, cukup aku yang sakit. (memegang kedua tangan kanan Salsa & Kak Doni Sambil Menyatukannya
Dan mengeluarkan air mata).
Ketika tangan mereka di satukan Rara pamit pulang di
karenakan Rara tidak kuat lagi menahan air matanya.
***
BABAK XIII
“RUMAH”
Ketika
sampai dirumah Rara menangis dan masuk ke kamar tidurnya.
Rara : (berbicara
di dalam hati dan menangis) Ya allah berikanlah ke ikhlasan kepada diriku.
Ibu
: Rara … Rara buka pintunya ? kamu
kenapa kok pulang sekolah nangis,
Rara
: Iya mah (membuka Pintu dan memeluk ibunya sambil menangis).
Ibu
: Kamu kenapa ra kok pulang sekolah
menangis ?
Rara : aku sedih Bu sahabat aku Salsa yang sudah
aku anggap sebagai saudara aku sendiri dia menghianatiku dan jadian dengan Kak
Doni cowok yang aku suka dan tadi aku berbicara kepada mereka dan mengikhlaskan
mereka pacaran tapi mengapa hanya mulut yang berbicara ikhlas tapi mengapa hati
tidak bisa Ibu ? (terurai air mata).
Ibu : sudah ra sudah tidak usah menangis lagi,
mungkin kamu belum terbiasa dengan keadaan ini dan ingat kata – kata Ibu, jika
kamu berjodoh dengan Kak Doni pasti Kak doni tidak akan kemana-mana kok (menghapus air mata Rara).
Rara
: iya Ibu, terimakasih atas nasihatnya
Ibu
: iya sama-sama sayang, makan dulu
ya ? (mengusap kepala Rara).
Rara : aku lagi tidak ingin makan aku mau tidur
saja ingin menenangkan pikiran dulu.
Ibu
: yasudah, nanti kalo laper makan
ya.
Rara
: iya Ibu.
***
BABAK XIV “SEKOLAH”
Ketika sampai di sekolah Rara melihat Salsa dan Doni
bersama-sama. Dan Rara hanya bisa menangis dan lari ke toilet meminta diantar
oleh Yuni.
Rara
: mau anter aku ke kamar mandi tidak ?
(dengan mata berkaca-kaca).
Yuni
: mau ngapain Ra ? jangan menangis,
yasudah iya.
Ketika di kamar mandi rara pingsan dan yuni meminta
bantuan kepada Kak Doni karena kebetulan Kak Doni melewati toilet.
Yuni : Kak Doni, tolong Rara, Rara pingsan di
dalam toilet (menarik tangan kak doni).
Doni : sedang apa memangnya, kepeleset ? (Doni mendobrak pintu kamar mandi dan
mengangkat Rara dan membawanya ke ruang UKS).
Ketika
menunggu Rara sadar, Doni bertanya kepada yuni.
Doni : Yuni ada apa dengan Rara, kok bisa pingsan
di toilet (memegangi tangannya Rara).
Yuni
: tapi Kakak janji yah jangan bilang
siapa – siapa.
Doni
: Iya.
Yuni : sebenarnya Rara tadi pagi menangis waktu
Kakak & Salsa datang bersamaan dan memang ia datang ke sekolah matanya
sudah lembab dan mukanya pucat.
Doni : ya ampun Rara, jangan – jangan ia sakit
hati karena kemarin. kasihan sekali Rara sampai seperti ini, maafkan Kakak.
Yuni
: kemarin ? memang kemarin kenapa kak ?
Doni
: oh tidak yuni, tidak kenapa-kenapa
kok, (memegangi tangannya dan berbicara)
ra bangun ra.
Rara : haduh, ada apa ini (membuka matanya). Kok ada Kak Doni, pala aku berasa pusing banget
nih, Yuni ada apa si tadikan aku ada di toilet kok sekarang ada di ruang UKS.
Yuni : Kamu pingsan Ra di toilet, aku mau ngangkat
kamu sendirian berat dan kebetulan kak Doni lewat jadi aku minta bantuannya
aja, hehehe (tertawa)
Doni : Iya Ra, kamu kenapa sih, sakit ? muka kamu
pucat, badan kamu panas, mata kamu lembab habis nangis ? (memegang tangan dan memegang jidatnya) jangan-jangan kamu belum
sarapan ya ?
Rara : Kak Doni lepasin tangan aku nanti kalo ada
Salsa nanti jadi masalah. Memang mata aku lembab ya ? biasa saja ah Kakak lebay
nih, aku terakhir sarapan kapan ya ? oh iya kemarin, pantes pala aku pusing
banget.
Doni : Kakak tuh kawatir sama kamu Ra, oh iya
kakak bawa roti sama air minum, nih kamu makan dulu ya, apa perlu Kakak suapin.
Rara : mana sini aku makan rotinya, tidak Kakak
nanti Salsa marah, yasudah Kak terimakasih ya sudah menolong aku dan rotinya,
aku sudah baikan kok, Kakak ke kelas sana biar aku disini ada Yuni ini.
Doni : benar yah, yasudah Kakak pamit kekelas ya
Assalamualaikum (bergegas meninggalkan
Rara).
Rara
: Walaikumsalam …
Yuni : Ra kamu kenapa kok hidung kamu berdarah
kamu mimisan ya ? (melihat Hidung Rara)
Rara
: hah masa si ? hehehe (tertawa).
Yuni : Rara aku serius hidung kamu berdarah kok
kamu malah tertawa si ? aku tau kamu lagi bahagia makanya kamu tertawa sampai
tidak berasa kalo kamu mimisan, nih pake tissue aku, nanti aku ambil tas kamu
dan meminta ijin pulang kepada guru piket yah. Kamu masih kuat tidak naik
motor.
Rara
: makasih yuni. Masih memang kenapa ?
Yuni
: ah tidak kok …
Yunipun mengambil tas Rara, meminta ijin kepada guru
piket dan memanggil Kak Doni untuk mengantarkan Rara pulang kerumahnya.
***
BABAK XV “RUMAH”
Rarapun
sampai di rumah diantarkan oleh Doni dan bertemu dengan Ibu Rara.
Doni
: ra ini rumah kamu ?
Rara
: iya kak, terimakasih ya, mari ka
masuk dulu. Ibu nih ada Kak Doni, Silahkan duduk Kak.
Doni
: iya terimakasih Ra.
Ibu
: ya ampun kenapa kamu Ra ? Sakit
yah kata Ibu juga apa Ra makan dulu, ini mah malas cuman makan saja, sana
makan, minum obat lalu tidur yah (wajah
cemas).
Rara
: iya Ibu, Kak doni, aku tinggal yah.
Doni
: iya.
Ibu
: oh ini ya yang namanya doni,
cakep, putih, pantesan rara suka, pacarnya Salsa ya. terimakasih ya sudah
mengantar Rara pulang.
Doni
: iya sama-sama tante, tadi Rara
pingsan di toilet dan hidungnya keluar darah.
Ibu
: iya Doni, Rara memang susah makan
akhir-akhir ini.
Doni
: yasudah tante, Doni pamit mau ke
sekolah lagi.
Doni
: iya sama – sama Ibu.
***
BABAK
XVI “RUMAH SAKIT”
Rara dan Ibunya kerumah
sakit dan menanyak penyakit yang akhir-akhir ini di rasakan oleh Rara.
Dokter : Apa keluhannya
(bertanya kepada Ibu dan Rara).
Ibu : ini Dok, anak saya akhir-akhir ini pingsan, kepalanya pusing lalu
hidungnya keluar darah ada apa ya dok (dengan
wajah cemas).
Dokter : coba Dokter
periksa dulu ya (memeriksa Rara).
Ibu : gimana dok ?
Dokter : coba kita
ronsen dulu ya bu kepalanya,
Ibu : Berapa lama Dokter,
Dokter : satu jam juga
selesai Bu.
Ibu : yasudah sana Ra di Ronsen dulu ibu
menunggu di luar.
Rara : iya Ibu (berjalan menuju ruang ronsen).
Beberap jam kemudian
Dokter : mari Ibu masuk
sudah selesai ronsenannya.
Ibu : gimana dok ? sakit apa Rara ? (bertanya dengan wajah cemas).
Dokter : gini Ibu di kepala Rara
tepatnya dekat ubun-ubun ada gumpalan cairan dan harus di operasi.
Ibu : di operasi Dok.
Dokter : iya berhubung di sini
alat-alat operasi tidak lengkap jadi anak Ibu di rujuk untuk di Operasi di
Australia, di sana peralatan operasinya juga sudah lengkap, bagaimana ibu ?
Ibu : yasudah dok, tolong buat surat rujukanya
ya.
Dokter : iya ibu ini
sudah jadi.
Ibu : terimakasih dok.
Dokter : Iya sama-sama
Ibu.
***
BABAK XVII “BANDARA”
Ketika Rara sampai di
bandara dan menuju Australia ia pamit kepada Ibu dan menitip pesan kepada Ibu
“jika Doni ke rumah tolong sampaikan kepada Doni maaf Rara tidak pamit dulu dan nanti ketika aku ke Indonesia 6
tahun yang akan datang aku akan ketaman yang ada dialun – alun kota.
Rara : Ibu
nanti aku pindah sekolah ke Australia ? trus nanti aku dioperasi di sana juga ?
nanti aku di sana tinggal sama tante ? aku tidak pamit dahulu kepada Kak Doni,
Yuni dan Salsa. Aku berapa lama di sana Bu ? (bertanya dengan muka sedih).
Ibu : Iya
kamu pindah sekolah agar kamu tidak sedih dan teringat Doni, kamu di sana di
operasi, kamu tinggal dengan tante kalo ada butuh apa – apa bilang saja kepada
tante, sampai kamu lulus Kuliah, sekitar 6 tahun.
Rara :
yasudah bu aku pamit, aku titip salam buat Kak Doni dan bilang maaf tidak pamit
dahulu karena terburu – buru dan nanti ketika aku ke Indonesia 6 tahun yang
akan datang aku akan ketaman yang ada dialun – alun kota..
Ibu : iya
Ra, nanti Ibu sampaikan Hati hati ya …
Rara : iya
Ibu (memeluk ibu dan berjabat tangan)
assalamualaikum.
Ibu :
walaikumsalam.
***
BABAK
XVIII “RUMAH”
Ketika
Ibu sampai di rumah Doni datang dan bertanya,
Doni : tante … Rara benaran pindah sekolah (dengan ngongosan karena terburu-buru).
Ibu
: iya Doni Rara sudah berangkat ke
Australia ia menitip pesan katanya maaf Rara tidak pamit dahulu dan nanti ketika Rara ke Indonesia 6 tahun yang akan datang Rara
akan ketaman yang ada dialun – alun kota.
Doni : hah Australia jauh sekali tante, sekarang
Rara masih di bandara tidak tante ?
Ibu : Iya doni, Rara sudah berangkat, ia di sana ingin meneruskan
sekolahnya dan akan di operasi.
Doni : apa ? di Operasi tante memang Rara sakit apa tante ? Berapa lama
tante ? (kaget).
Ibu : di kepala Rara tepatnya dekat ubun-ubun ada gumpalan cairan
dan harus di operasi dan gumpalan cairan tersebut yang membuat rara selalu
pingsan, pusing, dan keluar darah dari hidungnya. Sampai ia lulus kuliah
sekitar 6 tahun.
Doni : yah (berbicara di dalam
hati) aku menyesal dahulu menyianyiakan Rara karena Salsa, Salsa perempuan
yang tidak baik dia selingkuh di belakangku dengan sahabat aku sendiri dan ia
slalu berbohong.
Ibu : kenapa Doni ? (bingung melihat Doni yang sedang bengong).
Doni : ah tidak tante, terimakasih ya tante, aku
pamit pulang assalamualaikum.
Ibu : walaikumsalam.
***
BABAK
XIX “TAMAN”
6
tahun kemudian Rara dan Doni bertemu ditaman dekat alun – alun kota.
Rara
: Kak Doni …. Apa kabar ? bagaimana
salsa ?
Doni : Baik Ra, Kamu gimana ? kok kamu berubah
banget yah tambah cantik, Salsa ? aku tidak tau dia kemana, semenjak kamu ke
bandara kakak langsung kerumah kamu ternyata hanya ada Ibu kamu, tujuan kakak
kerumah kamu ingin cerita bahwa Salsa bukan cewek yang benar ia selingkuh di
belakang kakak dengan sahabat kakak sendiri, kakak menyesal telah menyia –
nyiakan kamu maafkan kakak, kakak tidak mau kamu pergi lagi, Kakak suka sama
kamu, kakak cinta sama kamu apakan kamu mau menjadi pacar kakak ?
Rara : aku tidak mau menjadi pacar Kakak aku maunya
menjadi Istri kakak, benar yah kata Ibu kalau jodoh tidak akan kemana.
Doni
: haha ada – ada saja kamu ini Ra.
Rara
: Kejar aku kak, kejar aku (berlari-lari).
Doni
: Dasar kamu (berlari mengejar Rara).
***
SELESAI